Liputan6.com, Jakarta Diklat Paskibraka selama 30 hari telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan sehari-hari para anggota pasukan pengibar bendera pusaka tingkat Nasional 2016. Putra dan putri terpilih dari 34 provinsi di Indonesia banyak belajar cara menghargai perbedaan agama, ras, suku, dan budaya. Jiwa korsa yang sudah tertanam di diri masing-masing akan tetap mereka pertahankan.
Pengakuan ini disampaikan empat orang Paskibraka Nasional 2016 dalam acara Chit Chat Live Streaming di Liputan6.com pada Selasa (6/9/2016) sore.
Paskibraka putri perwakilan Jawa Barat, Gloria Natapradja Hamel, merasakan sekali perbedaan sebelum dan sesudah mengikuti Diklat Paskibraka. Kebiasaan yang dikerjakan selama di asrama masih terbawa sampai ke rumah.
Advertisement
Dulu pecinta gim Dota ini lebih sering bangun siang lantaran baru tidur pukul 01.00 dini hari. Namun semua itu berubah setelah ia kembali ke rumah usai mengikuti pendidikan dan pelatihan Paskibraka di PP-PON Menpora, Cibubur, Jakarta Timur. Waktu tidur lebih teratur dan meski baru tidur sekitar pukul 02.00 karena jadwal yang padat, Gloria tetap bangun sebelum atau saat adzan Subuh berkumandang.
"Di Paskibraka tidur jam 10.00 bangun jam 04.00 Subuh. Enggak bisa ngapa-ngapain lagi saking capeknya dan itu jarang banget aku lakuin sebelum ikut Paskibraka. Waktu hari pertama di rumah sehabis Diklat, saya tidur jam 02.00 pagi, bangun masih tetap di jam 04.00 Subuh. Kebiasaan bangun pagi itu masih kebawa," kata Gloria Natapradja Hamel.
Nilam Sukma Pawening si pembawa baki dari DKI Jakarta juga merasakan hal yang sama. Terlebih sekarang sang papa menjadi lebih bawel, dan memberlakukan peraturan yang sama seperti di asrama selama di rumah. Alhasil atlet voli dari SMA Negeri 67 ini harus manut.
"Kalau di Paskibraka bisa tidur cepat karena kegiatan benar-benar padat, berurutan, berkualitas, dan ada target," kata cewek yang kerap disapa Paw oleh teman-temannya.
Hal senada juga diungkapkan Amarik Fakhri Marliansyah (penggerek bendera Tim Bima dari DKI Jakarta) dan Aditya Ersyah (penggerek bendera Tim Arjuna dari Banten). Keduanya malah mengaku aneh karena sudah beberapa minggu tidak melakukan kegiatan yang biasa mereka kerjakan selama Diklat Paskibraka. Bangun tidur memang tetap masih sama. Tapi sekarang mereka punya banyak waktu luang yang justru membuat mereka bengong, bingung, dan membayangkan kegiatan langkah tegap selama di lapangan.
"Di sana waktunya pada sekali. Beberapa terbawa sampai ke rumah. Namun sekarang punya banyak waktu luang dan sering membayangkan kegiatan di lapangan," kata Amarik, siswa SMA Negeri 78 Jakarta kelahiran 10 Maret 2000.
"Kebayang masih sering. Apalagi saya di sana tidak pernah tidur berdua, selalu ramai-ramai. Kumpul sama empat orang, tempat tidurnya digabungin," kata Adit. Ia tercatat sebagai siswa SMA Negeri 3 Kota Tangerang yang menyukai olahraga futsal.