Liputan6.com, Jakarta Sakit tenggorokan atau tenggorok (faring) merupakan masalah kesehatan yang paling sering terjadi di masyarakat. Sakit tenggorok merupakan proses radang atau inflamasi pada selaput lendir tenggorok sehingga membuat bagian tersebut bengkak, warnanya lebih merah, rasa sakit saat menelan.Â
Sebenarnya, ada banyak penyebab sakit tenggorok seperti iritasi dan alergi. Namun sekitar 85 persen penyakit ini akibat paparan virus dan bakteri.
Baca Juga
"Paparan virus maupun bakteri yang menyebabkan radang tenggorok itu amat mudah menular karena sifatnya airborne infection. Jadi misalnya saat ada teman yang sakit lalu terbatuk itu kan ada percikan yang keluar lalu terhirup kita," kata dokter spesialis telinga hidung tenggorok FKUI/RSCM, Syahrial M. Hutauruk.
Advertisement
Penularan kuman, virus, bakteri radang tenggorok ini, kata dokter Syahrial, makin besar potensinya bila di ruang tertutup seperti ruangan ber-AC. Bakteri yang sudah masuk tubuh akan melalui masa inkubasi sekitar tiga sampai tujuh hari.
"Bakteri ini akan berkembang biak hingga jumlahnya cukup untuk bisa membuat radang tenggorok. Kalau bakteri ini jumlahnya sedikit tak membuat sakit, " kata Syahrial dalam acara "Betadine Obat Kumur" di Jakarta pada Selasa (1/11/2016).
Tak heran, saat orang yang menularkan radang tenggorok sudah sembuh, baru orang yang tertular mulai sakit.
Untuk mencegah terjadinya penularan sakit tenggorok, Syahrial menyarankan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Lalu, menggunakan masker agar tidak terpapar percikan bakteri dan virus dari orang lain.
Namun bila sudah menghirup bakteri tersebut lalu tenggorokan sudah mulai terasa tidak nyaman, bisa menggunakan obat kumur antiseptik. Sehingga bakteri atau virus bisa mati. Sehingga tidak jadi sakit tenggorok, jika pun iya tidak terlalu berat.