Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Ingin Vagina Sehat? Hindari Gunakan Celana Dalam Seperti Ini

Ada beberapa kesalahan serta kebiasaan lain saat menggunakan celana dalam yang memicu masalah pada vagina.

oleh Aluna Swara diperbarui 23 Nov 2016, 20:00 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2016, 20:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta Sebagai wanita sangat wajib menjaga kesehatan organ intimnya yakni vagina. Beberapa masalah pada vagina bisa disebabkan oleh bakteri, jamur atau virus.

Jamur atau bakteri seringkali menyebabkan vagina gatal hingga akhirnya terluka dan membengkak. Tumbuhnya jamur atau bakteri bisa disebabkan oleh makanan, penggunaan produk yang salah bahkan salah dalam menggunakan celana dalam.

Memang, kebiasaan menggunakan celana dalam sangat tergantung pada pilihan pribadi Anda, serta seberapa mudah kulit Anda mengalami iritasi dan kecenderungan Anda terkena infeksi.

Menggunakan deterjen yang tidak tepat untuk kulit Anda juga bisa menyebabkan infeksi. Jika Anda memiliki kulit yang sensitif, sebaiknya gunakan produk pembersih tanpa pewangi atau hypoallergenic.

Selain itu, ada beberapa kesalahan serta kebiasaan lain saat menggunakan celana dalam yang memicu masalah pada vagina Anda, dikutip dari laman Huffingtonpost, Selasa (22/11/2016).

1. Celana basah
Wanita atau pria yang sering berkeringat harus rajin mengganti celana dalam mereka secara teratur, misalnya dua kali sehari. Ini untuk menjaga bagian genital Anda tetap kering. Kondisi yang lembap dan hangat adalah tempat yang sempurna untuk pertumbuhan jamur.

Wanita yang cenderung berkeringat lebih, sebaiknya gunakan pantyliner saat berolahraga untuk menyerap keringat dari bagian genital. Ini salah satu cara untuk menghindari keringat membasahi celana dalam katun yang mudah menyerap keringat.

2. Bahan celana dalam
Para ahli sepakat bahwa bahan katun sangat baik untuk bagian selangkangan dan vagina Anda. Ini karena katun bisa membuat daerah intim Anda bernapas. Hindari celana dalam dengan bahan sintetis dan hanya kenakan bahan sutera pada acara spesial.

Ini karena sutera dan kain sintetis tidak memiliki banyak aliran udara, sehingga vagina akan terjebak dalam udara lembap yang bisa memicu munculnya jamur atau infeksi bakteri. 

 

Hindari pakai korsetA

3. Hindari pakai korset
Bentuk celana bisa berdampak pada kesehatan vagina. Jika Anda sering menggunakan korset yang sangat ketat, ini bisa membuat saraf terjepit dan penurunan sirkulasi udara di bagian vagina.

Menurut Donnica Moore, ahli kesehatan perempuan, korset yang sangat ketat bisa membuat bagian sekitar kemaluan mati rasa atau kesemutan. Selain itu, korset membuat Anda kesulitan ke kamar mandi karena malas melepasnya, sehingga ini membuat Anda cenderung menahan buang air kecil lebih lama.

4. Jangan pakai thong atau G-string
Jika Anda memiliki kecenderungan terkena jamur atau infeksi bakteri, celana dalam jenis thong atau G-string bisa membuatnya semakin buruk. Celana dalam jenis ini membuat bakteri sangat mudah masuk dari anus ke bagian vagina karena bentuknya yang hanya menutup satu garis bagian kemaluan.

5. Celana dalam terlalu ketat
Walaupun memang tidak membuat Anda kesakitan, namun memakai celana yang terlalu ketat bisa membuat gesekan pada kulit dan iritasi di vagina, terutama setelah menopause.

Namun, infeksi biasanya bukanlah masalah besar bagi wanita yang berusia di atas 50 tahun. Karena, menopause yang terjadi pada wanita berusia di atas 50 tahun membawa perubahan pH vagina, dan mengurangi risiko Anda terkena infeksi jamur dan bakteri.


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya