7 Fakta Menstrual Cup Ini Menggoda Wanita untuk Mencobanya

Selain tampon dan pembalut, sekarang ada menstrual cup yang lebih ramah lingkungan untuk Anda coba.

oleh Nilam Suri diperbarui 31 Mar 2017, 13:30 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2017, 13:30 WIB
Menstrual cup
Selain tampon dan pembalut, sekarang ada menstrual cup yang lebih ramah lingkungan untuk Anda coba. (Sumber: Women's Health)

Liputan6.com, Jakarta Sekarang untuk menampung menstruasi Anda sudah ada alat baru lagi. Biasa disebut menstrual cup, mangkuk plastik elastik ini bisa bekerja menampung darah menstruasi dengan cara yang hampir sama dengan tampon.

Walau belakangan ini sudah semakin banyak orang--terutama di Barat--yang menggunakan menstrual cup, masih banyak wanita yang tidak tahu atau paham bagaimana cara kerja dan cara pakainya.

Melansir Women's Health, Jumat (31/3/2017) berikut beberapa faktor yang perlu diketahui dan dipertimbangkan seputar menstrual cup dan pemakaiannya:

1. Ramah lingkungan

Ternyata, sampah akibat menstruasi (pembalut dan kondom) menghasilkan sampah sampai berton-ton. Jadi memangkas pemakaian produk tadi bisa membuat perubahan yang cukup signifikan bagi lingkungan.

Menstrual cup bisa tahan tiga sampai empat tahun, ujar Jen Gunter, M.D., direktur dari departemen gangguan pelvis dan vulvovaginal di Kaiser Permanente San Fransisco.

2. Baik untuk dompet

Mengingat berapa banyak yang Anda habiskan untuk membeli tampon dan pembalut setiap bulannya, menstrual cup yang dijual sekitar Rp300 ribu tidaklah mahal untuk pemakaian jangka panjang.

Setiap bulannya saja, Anda sudah bisa menghabiskan Rp50 ribu untuk membeli tampon atau pembalut. Sedangkan satu menstrual cup bisa dipakai selama bertahun-tahun.

3. Memiliki berbagai ukuran

Kebanyakan merek memiliki dua ukuran: untuk wanita di bawah 30 tahun dan belum pernah hamil, dan untuk wanita di atas 30 tahun. Mau yang manapun, menstual cup tetap tidak mungkin terlalu besar untuk siapapun.

"Ukuran mereka tidak terlalu besar--mungkin sekitar 7 sampai 8 cm, dan mereka lunak," ujar Gunter. "Vagina itu diciptakan elastis."

4. Bisa karena biasa

Menurut Gunter, pada dasarnya menstrual cup cukup mudah untuk dimasukkan, namun agak membutuhkan sedikit pembelajaran untuk bisa mudah mengeluarkannya. Pastikan saja Anda tidak menumpahkan isinya.

Mungkin membayangkannya akan memberi kesan jijik, namun menurut Gunter Anda akan jadi lebih menggunakannya setelah beberapa kali. Jika setelah dipakai terasa tidak nyaman, berarti Anda kurang benar meletakkannya.

5. Risikonya sama seperti tampon

"Kekhawatiran terhadap semua produk menstruasi yang penggunaannya dimasukkan adalah toxic shock syndrome," ujar Gunter. Jadi, peringatan yang Anda lihat di kotak tampon juga berlaku di sini.

TSS memang jarang terjadi, namun tetap saja Anda harus memperhatikan petunjuk penggunaan dan pastikan tidak menunggu terlalu lama sebelum mengosongkan menstrual cup Anda. Bersihkan setidaknya setiap 12 jam sekali di antara waktu penggunaan.

6. Kuncinya adalah dibersihkan

Walaupun tidak memerlukan perawatan yang rumit setiap 12 jam sekali, Anda tetap saja harus memastikan sudah membersihkan menstrual cup dengan benar.

"Anda seharusnya membasuh menstrual cup dengan sabun bebas minyak setiap 12 jam," ujar Gunter. Jika Anda berada di toilet umum, bersihkan dengan air minum atau lap dengan tisu (bukan tisu pembersih vagina, karena justru akan membuat Anda iritasi), dan segera cuci begitu Anda sampai di rumah.

Luangkan waktu untuk mencuciny ekstra bersih setiap kali siklus menstruasi Anda selesai, atau rebus di air mendidih selama lima sampai 10 menit, saran Gunter.

7. Benar-benar higienis

Berlawanan dengan pandangan banyak orang yang menganggapnya menjijikkan, menstrual cup sebenarnya cukup higienis. Jika Anda merawatnya secara benar, mereka sama bersihnya dengan produk menstruasi yang lain--bahkan mungkin lebih karena mereka tidak menciptakan sambah atau menyumbat saluran air.

Jika faktor jijik tadi yang membuat Anda sungkan, berbagai manfaatnya mungkin bisa membuat Anda mempertimbangkan untuk menggunakan menstrual cup.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya