Ibu Ini Ajarkan, Tak Selamanya Anak Harus Berbagi

Jika Anda selalu mengajarkan anak agar terus berbagi, sudut pandang Alanya Kolberg ini mungkin bisa jadi bahan pertimbangan.

oleh Nilam Suri diperbarui 29 Apr 2017, 11:00 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2017, 11:00 WIB
Anak berbagi
Jika Anda selalu mengajarkan anak agar terus berbagi, sudut pandang Alanya Kolberg ini mungkin bisa jadi bahan pertimbangan.

Liputan6.com, Jakarta Ketika putra Alanya Kolberg, Carson, didekati oleh sekelompok anak laki-laki di taman bermain, memintanya untuk berbagi mainan kerennya, Carson berpaling ke sang Ibu karena ia merasa kewalahan.

Berbeda dengan kebiasaan para ibu lainnya, yang akan mendorong anaknya untuk berbagi mainan dengan anak-anak lain, Alanya mengatakan pada putranya, "Kamu bisa bilang tidak, Carson."

"Bilang saja tidak. Kamu tidak perlu bilang apa-apa lagi," lanjut Alanya.

Sontak saja, perkataan Alanya ini "menghadiahinya" lirikan tajam dari ibu-ibu lain di taman bermain tersebut. Karena "aturan" yang selama ini berlaku adalah, bagi para orangtua untuk mengatakan pada anak-anak mereka agar mau berbagi. Dan menolak meminjamkan mainan pada anak lain adalah contoh perilaku yang buruk. Tapi apa benar, begitu?

Lirikan tajam dari ibu-ibu lain tadi membuat Alanya merasa, dia dinilai sebagai orangtua yang buruk. Hal inilah yang mendorongnya kemudian untuk menuliskan pengalamannya ini--dan mengungkapkan pendapat dan alasannya--melalui akun Facebook-nya. Dia menjabarkan hal ini secara panjang lebar, dan memberikan analogi.

"Jika saya, orang yang sudah dewasa, masuk ke taman sambil makan roti lapis, apakah saya diharuskan untuk berbagi roti lapis saya dengan orang-orang asing di taman itu? Tidak!" tulisnya.

"Apakah orang dewasa yang sopan dan berperilaku baik, orang asing, akan menyambar roti lapis saya agar bisa memakannya sendiri, dan lalu marah ketika saya menolak? Tentu tidak."

Menggunakan analogi itulah Alanya memberikan alasannya tidak mendorong Carson untuk berbagi mainan dengan anak-anak lain yang tidak dikenalnya.

Memprioritaskan diri sendiri

Anak berbagi
Tak hanya perlu ajarkan anak berbagi, anak juga perlu diajarkan agar bisa memprioritaskan diri sendiri.

Tak hanya analogi Alanya saja yang baik dan menjelaskan, komentar yang ia ungkapkan tentang memberi pelajaran pada anaknya tentang menjaga diri sendiri juga tidak kalah bagus.

"Tujuannya adalah untuk mengajarkan pada anak-anak kita bagaimana bersikap seperti orang dewasa," kata dia menjelaskan. "Walau aku tahu orang dewasa yang jelas-jelas tidak pernah belajar berbagi saat kecil, aku kenal lebih banyak orang dewasa yang tidak tahu bagaimana harus menolak orang lain, atau bagaimana harus menentukan batasan, atau menjaga dirinya sendiri. Termasuk aku sendiri."

Melansir Good Housekeeping, Sabtu (29/4/2017), faktanya mengajarkan anak Anda bagaimana cara menolak sama pentingnya dengan mengajari mereka pentingnya berbagi.

Memprioritaskan diri sendiri bukanlah hal yang buruk, ujar Alanya, namun menyambar mainan orang lain bukanlah perilaku yang baik.

"Saat kalian memberiku tatapan tajam, mungkin sambil berpikir aku dan anakku adalah orang-orang yang kasar, sebenarnya sikap siapa yang buruk di sini?" tanya Alanya dalam statusnya. "Orang yang sungkan untuk berbagi mainannya dengan enam orang asing, atau enam orang asing yang menuntut untuk diberi sesuatu yang bukan milik mereka, bahkan walaupun sang pemilik jelas-jelas terlihat tidak nyaman?"

Walaupun memang mengajarkan anak kita untuk bisa berbagi adalah hal yang penting, mungkin sudut pandang baru dari Alanya ini juga bisa dijadikan bahan pertimbangan lain dalam nilai-nilai yang ingin Anda ajarkan pada sang buah hati.

Unggahan Alanya Kolberg ini mendapatkan 237 ribu likes. Hal ini sepertinya menunjukkan, persepsi tentang berbagi perlahan-lahan berubah.

"Kita tidak hidup di dunia dimana memberikan segalanya pada orang lain adalah tindakan yang kondusif," Alanya menyimpulkan. "Aku tidak akan mengajarkan anakku bahwa begitulah cara dunia ini bekerja."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya