Liputan6.com, Italia Ahli bedah Italia, Sergio Canavero, mengungkapkan, transplantasi kepala manusia pertama di dunia akan berlangsung dalam waktu 10 bulan mendatang. Ia sudah merencanakan proyek berikutnya. Jika semua berjalan sesuai rencana, transplantasi kepala manusia pertama di dunia akan terjadi.
Baca Juga
Advertisement
Pada awal 2015, Canavero menjadi berita utama di seluruh dunia saat ia mengumumkan bahwa akan melakukan operasi ground breaking selama dua tahun. Kini, ia telah mengungkapkan dalam sebuah wawancara dengan majalah Jerman OOOM, transplantasi kepala manusia pertama akan berlangsung di Tiongkok.
Pasien pertama adalah orang Tiongkok. Tim dokter Tiongkok akan dipimpin Xiaoping Ren dari Harbin Medical University. Pada 2014, Ren menerbitkan penelitian soal transplantasi kepala pada tikus. Ren juga merupakan anggota tim bedah yang melakukan transplantasi tangan pertama di Amerika Serikat.
Teknik transplantasi kepala pada tikus sudah ditulis pada 2013, yang diperkirakan membutuhkan waktu 36 jam pembedahan.
Canavero mengklaim berhasil melakukan prosedur itu pada seekor monyet. Namun ilmuwan lain berpendapat berbeda, seperti ditulis dari Cnet, Sabtu (29/4/2017).
Ahli bioteknologi New York University, Arthur Caplan, mengatakan, walaupun prosedur bedah Canavero dapat sukses dilakukan, ilmuwan lain tidak tahu efek kimiawi dari kerangka kepala dan otak yang ditransplantasikan.
Transplantasi otak
Transplantasi otak
Canavero amat percaya diri. Transplantasi kepala manusia merupakan kemajuan besar dalam eksperimen medis. Hal ini diyakini akan merevolusi obat-obatan. Ia juga sudah mempersiapkan operasi percobaan berikutnya.
Ia tidak memindahkan seluruh kepala, tapi hanya otak. Canavero yakin dirinya bisa melakukannya dalam waktu tiga tahun ke depan.
"Transplantasi otak punya banyak keuntungan. Pertama, hampir tidak ada reaksi kekebalan tubuh, yang berarti tanpa masalah penolakan. Otak adalah organ netral. Jika Anda mencangkok kepala beserta pembuluh darah, saraf, tendon, dan otot, penolakan bisa menimbulkan masalah besar. Tapi tidak halnya dengan hanya cangkok otak," jelas Canavero.
Advertisement