Tubuh Tolak Transplantasi Jantung, Jaheim Dipasang Jantung Buatan

Akibat tubuh yang menolak transplantasi jantung sebelumnya, kini bocah usia 11 tahun dipasangi jantung buatan.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 01 Feb 2017, 10:00 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2017, 10:00 WIB
Jantung Buatan untuk Jaheim
Jaheim menerima transplantasi jantung tapi tubuhnya mulai menolak. (Foto: Mail Online)

Liputan6.com, Chicago, Amerika Serikat Empat bulan lalu, organ tubuh Jaheim Whigham begitu 'mati.' Bocah 11 tahun asal Aurora, Illinois, Amerika Serikat, menerima transplantasi jantung pada empat tahun sebelumnya tapi tubuhnya mulai menolak transplantasi jantung.

Dalam operasi yang menyelamatkan jiwa ini, ahli jantung Ann and Robert H. Lurie Children's Hospital di Chicago menanamkan jantung buatan yang dirancang khusus.

Jaheim adalah salah satu orang termuda di dunia dan terkecil yang pernah menerima teknologi tersebut.

Dokter berharap, jantung buatan dapat memberikan cukup waktu selagi mencari jantung yang baru.

Jaheim lahir dengan kondisi cacat jantung bawaan, yang disebut sindrom jantung kiri hipoplasia (hypoplastic left heart syndrome).

Jantung hasil transplantasi tidak bekerja

Jantung hasil transplantasi tidak bekerja

Kondisi ini menunjukkan, selama kehamilan, sisi kiri jantung Jaheim tidak terbentuk dengan sempurna dan tidak dapat memompa darah ke tubuh dengan baik. Ketika ia berusia 7 tahun, Jaheim menjalani transplantasi jantung pertamanya.

Setelah transplantasi jantung,  Jaheim rutin melakukan check up, dokter menemukan, jantung yang ditransplantasikan ke dalam tubuhnya gagal berfungsi. Tubuhnya mulai menolak organ tersebut, sesuai ditulis Mail Online, Selasa (31/1/2017).

Dokter mencoba memberikan obat-obatan tapi jantung tidak bekerja. Kemudian, ginjal Jaheim mulai terganggu. Kemudian dokter mengatakan kepada orang tua Jaheim soal pilihan terbaru yang potensial disebut Syncardia.

Jantung buatan dipasangkan ke dalam tubuh Jaheim. (Foto: Mail Online)

SynCardia berupa Total Artificial Heart  (TAH-t), jantung buatan yang menggantikan ventrikel jantung yang gagal berfungsi dan empat katup jantung. Jantung buatan ini mengembalikan aliran darah ke tubuh dan organ-organ vital.

Dua tabung kecil yang terhubung ke daya eksternal dikenal sebagai kemudinya. Setelah pasien stabil, tabung tersebut dapat menyala dari kemudi eksternal rumah sakit ke portabel yang cocok digunakan yang disimpan pada ransel dan menyediakan lebih banyak mobilitas bagi pasien.

Ukuran jantung buatan, yaitu 70 kubik sentimeter TAH-t akan terlalu besar untuk muat dimasukkan di dada Jaheim sehingga ahli jantung memilih menanamkan 50cc, yang awalnya dirancang untuk wanita.

Menjalani operasi jantung buatan

Menjalani operasi jantung buatan

Pada tanggal 1 Desember 2016, Jaheim menjalani operasi selama 15 jam. Kini, ia merupakan salah satu dari 40 orang di dunia yang memiliki implan ini. Dr Carl Backer, kepala bedah jantung di Lurie Hospital, Chicago, Amerika Serikat menjelaskan, prosedur operasi rumit.

Tim dokter harus membuka kembali hasil operasi sebelumnya. Sejauh ini, pemulihan Jaheim berjalan dengan baik.

Dokter menyarankan Jaheim untuk menggunakan jantung buatan selagi menunggu jantung baru. (Foto: Mail Online)

Dr Carl mengatakan, organ jantung buatan Jaheim pulih. Ia kini bisa bernapas dan berjalan-jalan di sekitar ruang ICU dan membawa tabung kecil SynCardia telah beralih ke kemudi portabel yang bisa dipakai seperti ransel.

Berbeda saat menunggu transplantasi jantung pertamanya yang butuh waktu tunggu sekitar 3 bulan sampai 7 bulan, kali ini ia harus menunggu selama 6 bulan sampai 9 bulan untuk mendapatkan jantung buatan.

Jaheim memeluk adiknya, Raheim. (Foto: Mail Online)

"Saya bahagia melihat dirinya kembali pulih. Dia tidak terpejam saat mendapatkan banyak obat. Tapi yang paling penting, dia hanya ingin segera pulang," ucap Michael, ayah Jaheim.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya