Liputan6.com, Jakarta Pertumbuhan kelenjar tiroid yang tidak terkendali dapat berisiko menimbulkan kanker tiroid. Pada awalnya, kanker tiroid terjadi akibat gangguan tiroid berupa hipotiroid (kekurangan tiroid) dan hipertiroid (kelebihan tiroid) yang semakin parah.
Baca Juga
Advertisement
Kondisi ini ditandai benjolan pada leher disertai nyeri di sekitar leher, kesulitan bernapas hingga hilangnya suara. Dari berbagai kasus yang ditemui, kanker tiroid biasa dialami orang usia 20-55 tahun.
Sementara itu, balita tidak punya risiko mengalami kanker tiroid.
"Gangguan tiroid itu bisa dialami balita. Bahkan bayi yang lahir pun bisa menderita gangguan tiroid kalau ibunya menderita gangguan tiroid. Tapi tidak sampai mengarah pada kanker tiroid," jelas ahli endokrin Fakultas Kedokteran UI-RS Cipto Mangunkusumo, dr Farid Kurniawan, SpPD dalam acara Sehatkah Tiroidmu? Mengenal Hipotiroid, Hipertiroid, dan Kanker Tiroid di Shangri-la Hotel Jakarta pada Jumat (21/7/2017).
Adapun gangguan tiroid pada balita akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan. Seiring usia, balita bisa mengalami keterbelakangan mental dan tingkat intelegensi IQ di bawah normal (IQ normal lebih dari 90).
Untuk itu, lakukan pemeriksaan tiroid sedini mungkin pada balita. Jika terlambat ditangani, tumbuh kembang balita tidak akan pulih. Perawatan yang dilakukan terlambat pun hanya bisa mengembalikan metabolisme tubuh saja.