Liputan6.com, Jakarta Seorang binaragawati asal Negeri Kangguru, Meegan Hefford (25), ditemukan tak bernyawa di kediamannya pada 19 Juni lalu. Diketahui, ia meninggal di tengah menjalankan program diet protein.
Advertisement
Sang ibu, Michelle White, turut membenarkan jika putrinya itu melakukan diet tinggi protein. Michelle mengatakan, Meegan selalu mengonsumsi makanan dan minuman berprotein tinggi dan menambah suplemen protein. Tak hanya itu, sebelum kematiannya, Meegan juga berolahraga lebih intens untuk sebuah kompetisi pada September mendatang.Â
Sayang, Meegan tidak memeriksakan status kesehatannya sebelum melakukan diet ketat tersebut. Rupanya, ia memiliki kelainan genetik, yaitu gangguan siklus urea. Hal ini membuat tubuh Meegan tidak mampu memecah protein dengan benar. Sehingga kondisi kesehatan yang tidak terdiagnosis ini menyebabkan kematiannya.
Mengutip laman Women' s Health, Rabu (16/8/2017), dua hari setelah kematian Meegan, dokter baru menemukan jika Meegan mengalami gangguan siklus urea yang mengakibatkan adanya penumpukan amonia di aliran darah yang menyebabkan kerusakan otak.
Menurut National Urea Cycle Disorders Foundation (NUCDF), gejala dari kondisi ini dapat menimbulkan episode disorientasi (kehilangan daya ingat), kebingungan, ucapan yang tidak jelas, kelesuan dan delirum (linglung) yang gejalanya mirip dengan stroke.
Sebelum meninggal, Meegan pernah mengeluh kelelahan kepada Michelle. "Saya berpikir ia terlalu banyak berolahraga di gym," kata Michelle.
NUCDF turut mengatakan banyak individu dengan kondisi ini yang tidak terdiagnosis. Begitu pun Meegan, diagnosis kerusakan pada otak baru diketahui sehari setelah kematiannya. Namun, dapat dipastikan asupan suplemen protein yang berlebih juga menjadi salah satu penyebab kematiannya.