Anak-anak Pengungsi Gunung Agung Diimunisasi Campak

Dinkes Klungkung bersama dengan puskesmas di kabupaten tersebut turun langsung ke ratusan posko pengungsian untuk imunisasi campak.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Okt 2017, 11:30 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2017, 11:30 WIB
Sudah Pernah Kena Campak, Perlukah Diimunisasi Lagi?
Sudah Pernah Kena Campak, Perlukah Diimunisasi Lagi?

Liputan6.com, Jakarta Ratusan anak pengungsi Gunung Agung di Kabupaten Klungkung, Bali mendapatkan imunisasi campak sebagai salah satu program pelayanan kesehatan secara gratis di posko pengungsian.

"Imunisasi merupakan hak setiap anak di Indonesia, termasuk pula hak dari anak-anak pengungsi Gunung Agung yang ada di Klungkung," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Klungkung, Dr Jaya Putra di Posko Kesehatan GOR Swecapura, Kota Semarapura, seperti dilansir dari AntaraNews, Rabu (11/10/2017).

Ia mengatakan, Dinkes Klungkung bersama dengan puskesmas yang ada di kabupaten tersebut turun langsung ke ratusan posko pengungsian untuk mendata dan sekaligus memberikan imunisasi campak.

Target sasaran anak yang mendapatkan imunisasi campak adalah mereka yang berusia antara 9-59 bulan dan belum pernah melakukan imunisasi campak di wilayah tempat tinggal sebelumnya.

Menurutnya, tidak ada perbedaan antara warga asli Klungkung dan juga warga pengungsi asal Kabupaten Karangasem yang ada di posko-posko pengungsian.

"Pelayanan kesehatan dan utamanya pengungsi tidak membedakan daerah dan wilayah. Semua harus merata dapat pelayanan," tutur dia.

Program imunisasi campak akan dilakukan secara bertahap dalam beberapa waktu ke depan.

"Tentu kami tidak bisa jangkau semua untuk hari ini. Sebanyak 122 posko pengungsian akan dilakukan secara bertahap," terang Jaya Putra.

 

Simak juga video menarik berikut:

Petugas kesehatan siaga setiap hari layani pengungsi

Sementara itu, Dinkes Klungkung menyiagakan 24 orang petugas kesehatan untuk berjaga penuh setiap hari untuk melayani pengungsi khusus di GOR Swecapura. Petugas tersebut termasuk dokter umum dan juga dokter gigi, selain puluhan orang perawat dan petugas dari PMI.

Dinkes juga menjangkau pelayanan kesehatan untuk pengungsi di wilayah posko pengungsian yang menempati balai desa dan balai banjar.

"Kami jangkau semua termasuk yang ada di balai desa. Tentu dengan berkoordinasi bersama puskesmas di kecamatan," demikian Jaya.

(IMB Andi Purnomo/AntaraNews)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya