Liputan6.com, Jakarta Nasi putih dan nasi merah seringkali dijadikan perbandingan mana yang paling cocok dikonsumsi orang-orang yang sedang diet. Tidak jarang pula nasi putih dimusuhi karena disinyalir menyulitkan mereka menurunkan berat badan.
Nutrisionis dari WRP, Widya Fadila, mengatakan nilai serat pada nasi putih memang di bawah nasi merah, nasi hitam, dan nasi dari beras cokelat. Meski demikian, orang-orang yang ingin hidup sehat bukan berarti tidak boleh menyantap seporsi nasi putih.Â
Advertisement
Baca Juga
"Boleh, karena diri ini yang menjalankannya, jadi kita sendiri yang lebih tahu," kata Widya baru-baru ini.
Pada dasarnya, setiap bahan makanan tidak ada yang tak sehat. Semua itu tergantung bagaimana kita mengolah bahan-bahan tersebut dan tujuan kita memakannya.
Kalau kita adalah tipikal orang yang terbiasa makan makanan tanpa rasa, Widya menyarankan memilih nasi merah yang kaya serat tapi minim rasa. Akan tetapi, kalau lidah kita lebih senang sama rasa, nasi putih pun tak apa-apa.Â
Â
Â
Otak juga bekerja di saat diet
Menurut Widya, otak manusia ikut bekerja di saat kita memutuskan untuk diet. Stimulan di otak akan mengirim sinyal bahwa setiap makanan yang masuk ke dalam tubuh kita itu menyehatkan dan mengenyangkan perut. Sehingga proses penurunan berat badan berjalan lebih menyenangkan.
"Mau nasi putih, nasi merah, nasi hitam, di tubuh terimanya sama. Sama-sama nasi. Hanya, responsnya saja yang berbeda. Yang satu bikin cepat lapar dan mengantuk, yang satu bikin cepat kenyang (meski baru masuk sedikit), dan yang satu lagi (beras hitam) lebih capai saja mengunyahnya. Sisanya, kita sendiri yang mengenali tubuh ini," ujar Widya.Â
Widya pun menekankan, dalam menjalankan program diet, sebaiknya jangan terlalu fokus pada bahan makanan apa saja yang baik untuk tubuh kita. Kembali lagi, kita harus bisa mengontrol setiap makanan yang masuk ke dalam tubuh ini.Â
"Semuanya akan baik-baik saja," kata Widya.Â
Kita jangan hanya fokus pada besaran kalori dari makanan yang akan kita santap. Program diet akan berhasil jika kita mengimbanginya dengan olahraga.
Advertisement