Liputan6.com, Jakarta Difteri merupakan salah satu penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Terkait meningkatnya kasus difteri, para dokter spesialis anak kembali mengingkatkan orangtua untuk mengecek kembali kelengkapan imunisasi wajib pada buah hati mereka.
"Banyak orangtua merasa imunisasi anaknya sudah lengkap. Kalau dicek, di bukunya atau kartunya ternyata belum lengkap," kata Sekretaris Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), DR. dr. Soedjatmiko, SpA(K), M.Si kepada Health-Liputan6.com pada Senin (11/12/2017).
Baca Juga
Soedjatmiko juga menerangkan urutan imunisasi difteri yang lengkap yakni:
Advertisement
- Sampai umur 1 tahun harus 3x DPT
- Sampai umur 2 tahun harus sudah 4x DPT
- Sampai umur 5 thn harus 5x
- Kelas 1 SD ditambah lagi 1x DT
- Kelas 2, 3 atau 5 SD tambah 2x Td.
"Hanya sedikit yang lengkap," katanya.
Untuk daerah KLB semua anak umur satu sampai dengan 19 tahun harus ditambah tiga kali imunisasi ulang difteri lagi. Anak yang sudah mendapatkan imunisasi difteri lengkap pun mengikutinya. Imunisasi terjadi tiga putaran yakni bulan ini, 1 bulan kemudian, dan 6 bulan yang akan datang. Seperti putaran pertama yang secara serentak hari ini dilakukan di beberapa daerah di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Pada imunisasi ulang ini kadang-kadang ada reaksi bengkak sedikit, merah, nyeri, demam. Diberi parasetamol biasanya hilang dalam 3 hari.
"Itu reaksi normal. Seperti kita makan cabai, kepedesan sedikit atau sakit perut sedikit itu reaksi normal," katanya terkait reaksi imunisasi ulang difteri.
Saksikan juga video menarik berikut:
Di luar area KLB, bagaimana bila imunisasi wajib belum lengkap?
Di luar area KLB, bila orangtua mendapati imunisasi untuk mencegah difteri pada anak minimal usia 15 tahun belum lengkap segera ke pusat layanan kesehatan. Seperti puskesmas, klinik, atau rumah sakit.
"Perlihatkan catatan atau kartu imunisasi anak seperti apa. Kalau belum lengkap, perlu dijadwal ulang, beresin yang apa imunisasi yang kurang," kata anggota Satgas Imunisasi IDA, Prof. DR. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, SpA(K) dihubungi di kesempatan berbeda.
Imunisasi itu ada, kata Sri, karena penyakit tersebut ganas, mematikan, atau membuat cacat. Itu sebabnya, imunisasi wajib pada anak perlu dilengkapi.
Advertisement