Liputan6.com, Abuja, Nigeria Seorang dokter mata dari National Hospital Nigeria, Habibat Daromosu, mengungkapkan, glaukoma akan jadi penyebab kebutaan tertinggi nomor dunia di seluruh dunia setelah aktarak.
Hal ini Habibat beberkan dalam sebuah acara untuk memperingati Minggu Glaukoma Dunia 2018 di Abuja pada Rabu, 14 Maret 2018.
Advertisement
Baca Juga
Dia mendefinisikan glaukoma sebagai kelompok penyakit mata, yang menyebabkan kerusakan pada pusat saraf optik. Kondisi itu mengurangi penglihatan, yang pada akhirnya membuat seseorang buta.
"Glaukoma adalah penyakit mata yang parah, tanpa gejala atau penyembuhan. Ini dapat menyebabkan kerusakan pada penglihatan hingga jadi buta. Itulah mengapa penting, para ahli dapat mendiagnosis penyakit sedini mungkin,"Â ujar Daromosu, dikutip dari Sundiata Post, Jumat (16/3/2018).
Diagnosis glaukoma sedini mungkin menunda perkembangan penyakit.
"Semakin dini diagnosa, maka semakin sedikit kerusakan mata. Penglihatan dapat diselamatkan. Sayangnya, sejumlah pasien datang ke rumah sakit saat mereka sudah kehilangan penglihatan sepenuhnya."
Â
Â
Simak video menarik berikut ini:
Jutaan orang derita glaukoma
Data statistik, Daromosu melanjutkan, sekitar 70 juta orang menderita glaukoma di seluruh dunia dengan 10 juta orang buta.
"Di Nigeria, sekitar 2 juta orang berusia di atas 40 tahun menderita glaukoma. Di antara 2 juta orang, 360.000 orang buta. Nyaris 90 persen orang yang menderita glaukoma di Nigeria tidak tahu kalau mereka mengidap penyakit tersebut," lanjutnya.
Ia menyarankan pemeriksaan mata serta mendata pasien yang punya riwayat keluarga dengan glaukoma. Orang yang berisiko terkena glaukoma meliputi anak-anak, orang dewasa, orang berusia di atas 40 tahun, keluarga dengan riwayat glaukoma.
Orang yang diabetes dan hipertensi juga berisiko terkena glaukoma.
Dalam menangani glaukoma, skrining dan pengobatan harus dilakukan dokter mata yang profesional yang tepat. Pasien juga bisa menjalani operasi mata dan perawatan laser.
Advertisement