Liputan6.com, Jakarta Demi menghindari praktik jual beli organ ginjal ilegal, yang sampai saat ini masih banyak ditemui, Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) mendesak pemerintah membentuk Lembaga Donor Organ.
Menurut Ketua KPCDI Tony Samosir, keberadaan lembaga ini akan mengoordinasi dan mengelola transplantasi ginjal dengan regulasi yang jelas.
Baca Juga
Pernyataan ini disampaikan Tony di acara Kopi Darat KPCDI bekerja sama dengan AvShunt Indonesia pada Minggu (15/4/2018) di Taman Wiladatika Cibubur.
Advertisement
Tony juga menuntut pemerintah memperhatikan kepentingan pasien gagal ginjal.
"Ibu Menteri Kesehatan, cuci darah saja tidak cukup,"kata Tony seperti dikutip dalam siaran pers yang diterima Health Liputan6.com, Senin (16/4/2018).
"Berikan kami hak atas obat-obatan," kata Tony yang pernah melakukan cangkok ginjal tersebut.
Simak juga video menarik berikut ini:
Sistem Rujukan Baru Sulitkan Pasien
Selain itu, sistem rujukan yang baru juga dikritik oleh Tony. Prosesnya dianggap berbelit-belit dan menyulitkan pasien, dengan keadaan fisik yang lemah.
"Kami ini harus seumur hidup cuci darah. Kenapa kami harus memperbaharui rujukan setiap tiga bulan?" ujar Tony.
Menurutnya, selain memberatkan pasien, proses tersebut hanya membuat rumah sakit penuh dan antrean yang semakin panjang.
Acara Kopdar ini diikuti sekitar 200 pasien gagal ginjal se-Jabodetabek. Selain berdiskusi dan berbagi pengalaman, KPCDI juga mengadakan berbagai lomba.
KPCDI berharap, dengan adanya acara ini bisa meningkatkan persaudaraan dan solidaritas di kalangan pasien cuci darah.
Advertisement