Kisah Naufal Jalani Transplantasi Ginjal, Bukti Nyata Unlimited Love dari Orangtua

Setelah menjalani transplantasi ginjal pada September 2017, Naufal yang mengidap sindrom nefrotik, yang berujung gagal ginjal sekarang punya tiga ginjal.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 24 Mar 2018, 17:00 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2018, 17:00 WIB
Gagal Ginjal
Naufal Fahrezi (16) sudah jalani cangkok ginjal, kini ia punya tiga ginjal. (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Liputan6.com, Jakarta Setelah menjalani cangkok ginjal atau transplantasi ginjal pada September 2017, Naufal Fahrezi (16) kini punya tiga ginjal. Dua ginjal adalah milik Naufal, sedangkan satu lagi hasil cangkok ginjal. Ya, ginjal cangkok itu merupakan hasil donor ginjal dari ayahnya.

Naufal membutuhkan transplantasi ginjal disebabkan dirinya mengidap sindrom nefrotik (SN). SN adalah gangguan ginjal yang menyebabkan tubuh manusia kehilangan terlalu banyak protein yang terbuang melalui air kencing (urine). Pada umumnya, sindrom nefrotik terdeteksi pertama kali pada anak-anak yang berusia sekitar 2 tahun.

Sindrom nefrotik yang dialami Naufal sudah parah. Bahkan dokter mendiagnosis Naufal dengan gagal ginjal. Gejala SN pada remaja ini bermula saat dirinya kelas 6 SD dan sudah selesai menempuh ujian sekolah.

"Waktu usianya 12 tahun, dia sering kecapean. Saya pikir biasa saja. Urine-nya juga terlihat berbuih. Karena kami (saya dan suami) bukan orang medis dan orang kesehatan, ya kami tidak tahu urine berbuih dan berbusa itu kelainan ginjal (sindrom nefrotik)," kata Irawati (49), ibu Naufal saat diwawancarai Health Liputan6.com di Jakarta, ditulis Sabtu (24/3/2018).

Kondisi Naufal makin memburuk. Ia jatuh sakit dan dilarikan ke RS Harapan Bunda, Jakarta Timur. Naufal dibawa ke dokter klinik tumbuh kembang anak. Hasil pemeriksaan menunjukkan, kondisi ginjal sudah parah dan tidak berfungsi maksimal. Ia mengalami gagal ginjal.

 

Simak video menarik berikut ini:

Badan tidak tumbuh tinggi

Gagal Ginjal
Ibu Naufal sudah mengira, ada yang tidak beres dengan anak keduanya karena badannya tidak tumbuh tinggi. (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Irawati dan suami sangat terkejut dengan hasil diagnosis dokter. Namun, Irawati mengaku sudah melihat tanda-tanda ada sesuatu yang bermasalah dengan Naufal. Pada usia 10 sampai 11 tahun, badannya tidak tumbuh tinggi. Sampai pada usia 12 tahun pun, tinggi badan Naufal tak kunjung bertambah.

"Kakaknya yang perempuan, saat SMP-SMA, tinggi badannya bertambah, bisa mencapai 160-an cm. Saya lihat Naufal kok tidak tumbuh tinggi. Waktu itu saya enggak kepikiran soal dia menderita gagal ginjal," ujar wanita yang dinas di TNI Angkatan Udara.

Naufal, yang merupakan anak kedua dari dua bersaudara, kemudian dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo untuk tindak lanjut pemeriksaan. Ia ditangani dokter spesialis anak dari Divisi Nefrologi RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, Cahyani Gita Ambasari dan Eka Laksmi Hidayati.

Irawati bersyukur, anak lelakinya memperoleh penanganan yang terbaik. Selama 3,5 tahun ini, Naufal rutin menjalani cuci darah di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta. Demi bertahan hidup, Naufal pun harus melakukan cangkok ginjal.

Pilihan cangkok ginjal diputuskan dokter karena melihat kondisi kedua ginjal di kiri-kanan Naufal, berkurang fungsinya.

Cangkok ginjal

Ilustrasi Gagal Ginjal
Naufal harus menjalani cangkok ginjal. (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Ketika anak keduanya harus menjalani cangkok ginjal, Irawati dan suami tidak merasa putus asa atau bimbang. Dokter melakukan edukasi dan memberikan pemahaman kepada Irawati dan suami, kalau penyakit gagal ginjal Naufal tidak bisa disembuhkan.

"Kami diedukasi dokter, salah satu solusinya dengan transplantasi ginjal. Kalau pun dia (Naufal) cuci darah dengan hemodialysis (Hd) itu hanya mempertahankan hidupnya saja. Lagi pula dia masih anak-anak. Life time (angka harapan hidup) masih panjang," Irawati mengungkapkan dengan sendu.

Hd adalah terapi pada pasien yang menderita penyakit ginjal berupa darah pasien dikirim melalui alat filter (penyaring) untuk menghilangkan racun dari tubuh. Kemudian darah bersih dikembalikan ke dalam tubuh. Irawati dan suami berusaha semaksimal mungkin dan terbaik untuk pengobatan Naufal.

Tatkala persiapan cangkok ginjal, Naufal butuh ginjal baru. Ginjal yang didonorkan lebih cocok diutamakan dari anggota keluarga inti. Irawati dan suami berdiskusi, siapa yang akan mendonorkan ginjal kepada Naufal. Sang suami yang lebih cocok daripada Irawati.

"Ayahnya yang cocok. Dia termasuk sehat. Bukan perokok dan suka olahraga. Ini karena ayahnya juga berprofesi sebagai tentara. Jadi, dia olahraga pun teratur. Alhamdulillah, ginjalnya cocok dengan Naufal. Sampai selesai transplantasi, tidak ada masalah ginjal pada Naufal," Irawati terharu.

Punya tiga ginjal

Ilustrasi Penyakit Ginjal
Naufal kini punya tiga ginjal.

Setelah transplantasi ginjal, Naufal sekarang punya tiga ginjal. Ketiganya tetap berfungsi.

"Iya, ginjal Naufal ada tiga. Dua ginjal milik dia sendiri, tetap berfungsi, namun sudah tidak berfungsi maksimal. Ginjal hasil cangkok dari ayahnya, kami letakkan di sebelah kanan, di depan ginjal kanan," Cahyani menjelaskan.

Yang lebih membahagiakan, tidak ada masalah setelah cangkok ginjal. Naufal sedang tahap perawatan agar tubuhnya pulih baik. Ia juga memakai masker.

"Aku harus pakai masker. Kata dokter, biar enggak kena infeksi penyakit. Soalnya tubuhku masih rentan kena infeksi setelah cangkok ginjal. Aku juga enggak boleh makan fast food seperti satai, sushi, dan jajan sembarangan. Itu makanannya enggak sehat, banyak lemak dan enggak benar-benar matang. Jadi, aku makan makanan dari rumah aja," cerita Naufal, yang kini duduk di bangku SMA.

Penanganan gagal ginjal membuat tinggi Naufal bertambah. Setahun lalu, sebelum cangkok ginjal, tinggi badan Naufal hanya 141 cm. Tinggi badan Naufal sekarang sudah 145 cm.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya