Liputan6.com, Jakarta Dokter juga berfungsi sebagai guru, karena harus mengajari pasien bagaimana hidup sehat dan cara-cara menjaga kesehatan yang tepat. Karena itu, para dokter kecil juga punya tugas penting untuk mendorong dan memberitahu orang-orang di sekitar seperti orantua, adik, kakak, teman di rumah atau sekolah agar menerapkan pola hidup sehat yang benar.
Baca Juga
"Bahkan dokter juga mesti berfungsi sebagai psikolog karena dia harus tahu bagaimana memahami pasien dan bagaimana bicara dengan pasien,"ujar Sekretaris Badan Data dan Informasi PB IDI, dr. Andi Khomeini Takdir Haruni SpPD di hadapan puluhan alumni Dokter Kecil Award di Hulu Cai, Ciawi, Bogor, Rabu (18/4/2018).
Advertisement
Sebagai seorang guru, kata dokter yang sering disapa Koko, para dokter kecil harus tahu bagaimana memengaruhi orang-orang sekitar dengan cara-cara yang tepat. Berbagai alat salah satunya media sosial bisa dimanfaatkan untuk keperluan mengajar atau memengaruhi orang lain seperti Twitter, Facebook, Instagram, Line, Whatsapp.
Karena itu, di sesi pagi hingga siang, para peserta yang datang dari berbagai daerah ini diajari bagaimana membuat pesan yang tepat dalam mengampanyekan perilaku hidup bersih dan sehat yang sering disingkat PHBS. "Kata-kata yang jelas, pendek-pendek, langsung harus ditonjolkan supaya yang membaca tahu pesannya langsung. Jangan sampai pembaca dibuat berpikir dua kali,"ujar Redaktur Pelaksana Liputan6.com, Abdi Susanto yang juga menjadi pembicara dalam sesi ini.
Cerita-cerita yang terkait dengan kemanusiaan yang dikemas dengan bentuk story telling merupakan pilihan tepat untuk bisa membuat orang lain terpengaruh terutama dalam menjalani hidup sehat.
Psikolog Klinis dari Universitas Indonesia Ratih Zulhaqqi menyebutkan, formulasi komunikasi yang efektif. "Harus lengkap, ringkas, jelas ditujukan ke siapa, konkret, sopan, dan dipertimbangkan bakal berdampak positif,"ujarnya. Syarat-syarat ini harus dilengkapi agar penyampaian pesan tentang PHBS tepat sasaran dan dapat dimengerti oleh penerimanya.
Dikarantina tiga hari
Selama tiga hari, dari 17 hingga 20 April para pemenang Dokter Kecil Award mengikuti reuni di Camp Hulu Cai, Ciawi, Bogor. Dalam perayaan kesepuluh Dokter KEcil Award ini, penyelenggara acara, IDI, mengusung tema ‘Baktiku Bagi Anak Indonesia - Berkarya Nyata, Sehatkan Bangsa’.
"Program ini bertujuan menggairahkan program dokter kecil di sekolah melalui Usaha Kesehatan Sekolah di seluruh sekolah dasar di Indonesia. Dengan adanya dokter kecil di sekolah, diharapkan tumbuh pemahaman dan kesadaran untuk menerapkan pola hidup sehat bagi anak-anak usia sekolah dasar melalui role model yang dekat dengan mereka, yaitu teman sebaya,"ujar Ketua Umum PB IDI, Prof. Dr. dr. Ilham Oetama Marsis, Sp.OG(K).
Program Dokter Kecil Award diadakan pertama kali pada 2008. Pesertanya siswa-siswi sekolah dasar yang telah diseleksi dari tingkat kabupaten dan provinsi di IDI wilayah masing-masing. Para dokter kecil terbaik tingkat provinsi maju mewakili daerahnya untuk bersaing di tingkat nasional.
Memasuki penyelenggaraannya ke-10, Dokter Kecil Award mengusung konsep berbeda. Kali ini perwakilan dokter kecil Indonesia yang merupakan alumni-alumni terbaik 2008-2016 diundang. Dalam program bertajuk ‘Satu Dekade Dokter Kecil Award’ ini, para alumni akan dikarantina selama tiga hari.
Mereka akan berbagi pengalaman tentang kampanye kesehatan yang dilakukan di daerah masing-masing. Juga akan dibekali ilmu tambahan dan ketrampilan mulai dari psikologi, penulisan, hingga media sosial yang disampaikan para pakar agar dapat menjadi contoh yang memelopori, memotivasi bahkan membangun pola hidup sehat.
Advertisement