Awas, Sinar Biru pada Gawai Tingkatkan Risiko Terkena Kanker Prostat dan Payudara

Sebuah studi menemukan hubungan antra sinar biru pada gawai di malam hari dengan kanker prostat dan payudara

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 02 Mei 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2018, 10:00 WIB
Ilustrasi gawai sebelum tidur (iStockphoto)
Sinar biru sendiri diketahui dapat mengganggu fungsi melatonin, hormon tidur alami pada tubuh. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Berhati-hatilah dalam menggunakan gawai. Sebuah studi menemukan hubungan antara sinar biru dari benda-benda seperti ponsel atau tablet dengan meningkatnya risiko kanker payudara dan prostat.

"Ada bukti yang menunjukkan hubungan antara paparan cahaya buatan pada malam hari, gangguan ritme sirkadian, dan kanker payudara serta prostat," kata Manolis Kogevinas, dari ISGlobal seperti dikutip dari Tech Times pada Rabu (2/5/2018).

Para peneliti melihat data dari 4000 lebih orang dewasa di Spanyol. Mereka menemukan bahwa peserta yang terpapar sinar biru memiliki risiko 1,5 kali lebih tinggi untuk terkena kanker payudara dan dua kali lebih berisiko terkena kanker prostat dibanding mereka yang kurang terpapar.

"Temuan dari studi kasus ini telah dikaitkan dengan gangguan sirkadian dan cahaya di malam hari selama kerja shift. Memperkuat dugaan pengaruh cahaya buatan di malam hari dalam meningkatkan kanker pada populasi umum," tulis para peneliti dalam studi yang dipublikasi di Environmental Health Perspectives tersebut.

Simak juga video menarik berikut ini: 

Bahaya Sinar Biru

Ilustrasi ibu dan gawai (iStock)
Sinar biru tingkatkan risiko terkena kanker payudara dan prostat(iStockphoto)

Sinar biru sendiri diketahui dapat mengganggu fungsi melatonin, hormon tidur alami pada tubuh.

Paparan sinar biru juga dapat menyebabkan otak salah menafsirkan cahaya tersebut sebagai matahari. Hal itu membuat produksi melatonin pada tubuh berkurang.

Tidur terganggu dapat menyebabkan kantuk, kram perut, lekas marah, dan nafsu makan meningkat.

Kebiasaan tidur yang tidak teratur juga memiliki konsekuensi jangka panjang meliputi peningkatan kemungkinan tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit jantung. Hal ini juga bisa berdampak pada metabolisme tubuh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya