Pakan Pengganti Antibiotik untuk Ayam Mudah Berjamur

Ada beberapa kelemahan pakan pengganti antibiotik untuk unggas, khususnya ayam, pakan tersebut mudah berjamur bila disimpan dalam jangka waktu lama.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 04 Mei 2018, 10:30 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2018, 10:30 WIB
Antibiotik
Karung pakan ayam pengganti antibiotik di peternakan Rudy. (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

 

Liputan6.com, Jakarta Artikel ini hasil liputan investigasi penulis dengan topik "Efektivitas Makanan Pengganti Antibiotik pada Unggas." Liputan yang dilakukan selama Maret 2018 sebagai bagian penilaian “Fellowship for Journalist Protecting Lives and Livelihoods." Beasiswa diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia bekerjasama dengan FAO (Organisasi Pangan Dunia).

 

Meski pakan pengganti antibiotic growth promoter (AGP) untuk unggas, khususnya ayam termasuk sehat dan mencegah resistensi antibiotik pada manusia. Namun, ada salah satu kelemahan pada pakan yang perlu diperhatikan peternak. Peternak “Ayam Herbal Green-Poultry” (dahulu "Ayam Herbal Probiotik Green-Poultry") Adithya Setiaji mengakui, bila terlalu lama disimpan, pakan probiotik--produk yang mengandung mikroorganisme hidup yang ditambahkan ke dalam pakan--akan ditumbuhi jamur.

Pakan “Ayam Herbal Green-Poultry” yang didatangkan dari industri pakan ini diproduksi PT Charoen Pokphand Indonesia. Pakan probiotik tersebut juga tidak terkandung AGP. Pakan ternak yang sudah berjamur sangat tidak cocok diberikan pada ayam.

“Lama-kelamaan pakan akan ditumbuhi jamur. Kalau sudah begitu ya tidak cocok dikasih ke ayam. Sudah tidak fresh (segar) lagi. Apalagi kondisi pakan sudah agak lembab, tekstur lembabnya ketahuan sekali saat dipegang. Itu juga sudah tidak baik buat ayam,” Adit menjelaskan dalam sesi perbincangan dengan Liputan6.com di rumah Ina Rohadi, pemilik peternakan “Ayam Herbal Green-Poultry” pada Minggu, 25 Maret 2018.

Yang paling terlihat jelas, pakan ternak probiotik ditumbuhi semacam jaring laba-laba yang berwarna putih. Bila pakan dalam kondisi seperti itu, harus lekas diganti yang baru. Jika nekat diberikan, ayam akan terganggu kesehatan dan sakit. Bahkan ayam bisa saja mati karena kualitas pakan probiotik yang buruk.Untuk itu, penyimpanan pakan probiotik harus bagus. Mesti ada gudang khusus untuk penyimpanan pakan probiotik.

Baca selanjutnya: Pakai Pakan Pengganti Antibiotik Buatan Sendiri, Ukuran Ayam Tetap Kecil

Di peternakan “Ayam Herbal Green-Poultry” tidak punya gudang khusus, lanjut Adit. Pakan probiotik dalam bentuk karung diletakkan di dalam kandang ayam. Pada bagian atas kandang terdapat bilah-bilah bambu tersusun rapi ibarat rak. Karung-karung pakan probiotik ditaruh di atas bilah-bilah bambu tersebut.

Peternakan ayam milik Ina berada di Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Lokasi peternakan juga tak jauh dari Jalan Raya Serpong-Tangerang, dekat dengan Stasiun Serpong. Jarak rumah Ina dengan peternakan ayam juga cukup jauh, sekitar 700 meter. Ina juga punya Rumah Pemotongan Ayam (RPA), yang berjarak 200 meter dari lokasi kandang. Ayam broiler yang dijual Ina sudah berbentuk ayam potong dalam kemasan.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

Harga jual rendah

Peternakan Ayam
Ayam di peternakan "Rudy Jaya Farm" dinilai tumbuh lambat karena efek menggunakan makanan pengganti antibiotik. (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Soal pakan pengganti AGP, Rudi, pemilik peternakan "Rudi Jaya Farm" di daerah Bojongsari, Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat tidak pernah mengalami kondisi pakan yang berjamur atau berjaring laba-laba. Tidak ada kendala soal kualitas pakan. Ia tiap hari mengambil pakan ternak. Satu karung seberat 50 kg sehari bisa habis.

“Paling maksimal itu pakan (dalam karung) habis dalam waktu tiga hari. Tidak pernah lama-lama juga karung disimpan. Lagi pula saya ngambil karung pakan tiap hari, sekarung-dua karung. Intinya, pakan fresh terus,” ujar Rudi saat ditemui di kediamannya pada Sabtu, 31 Maret 2018.

Karung pakan di peternakan Rudy tersimpan rapi di sebuah gudang khusus. Tampak beberapa tumpukan karung pakan di dalamnya. Ketika memasuki gudang karung pakan, gudang terasa sejuk. Meski terik matahari begitu menyengat, gudang terasa sejuk.

Bagi Rudi, adanya pakan pengganti antibiotik berdampak pertumbuhan ayam. Pertumbuhan ayam jadi lambat karena ayam makannya sedikit, tidak seperti saat menggunakan pakan yang terkandung antibiotik. Hal ini berujung memengaruhi harga jual ayam. Rudi melanjutkan, harga jual ayam jadi rendah. Kondisi itu dianggap tidak sebanding dengan perawatan ayam yang sulit dan ketat menjaganya. Harga pakan pun terbilang mahal. Namun, harga jual ayam yang rendah karena menggunakan pakan pengganti AGP bukan menjadi alasan Ace Dj Latama gulung tikar.

Ace menggeluti bisnis ayam organik dari tahun 2013 sampai 2016. Peternakan ayam organik itu pernah berada di daerah Ciketing, Kota Bekasi. Pada tahun 2016, usaha bisnis ayam organik tak bisa lagi dipertahankan. Permasalahan harga jual rendah yang dipengaruhi tangan tengkulak menjadi alasannya. Walaupun hanya tiga tahun bergelut di dunia ayam organik, pengalaman Ace tak boleh dipandang sebelah mata. Ia menceritakan berbagai kendala dan tantangan yang dihadapi.

“Awalnya, semua berjalan baik. Tidak ada kendala apapun, tapi permasalahan pada tengkulak. Setiap panen ayam, ada tengkulak yang membeli ayam. Lalu mereka menjual ayamnya lagi. Mereka beli ayam di kandang, misalnya, Rp17.000, sementara itu ayam yang dijual lagi ke pasaran Rp27.000. Harga jual ayam yang ada di pasaran lebih mahal. Ya, saya (dulu) sebagai peternak kok merasa tidak adil,” kata Ace saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Ia merasa tidak ada perlindungan yang jelas bagi peternak terkait aturan harga ayam yang diperjualbelikan dari tengkulak.

Perputaran uang macet

3 Alasan Kenapa Rabu Kemarin Rupiah Menguat
Perputaran uang macet saat Ace mengelola peternakan ayam herbalnya.

Masalah lain juga mendera Ace saat menjalankan bisnis ayam organik. Untuk menjaga dan merawat ayam, ia dibantu beberapa staf. Kepercayaan terhadap stafnya harus pudar. Uang yang dibayarkan untuk pembelian ayam dari pelanggan kerap terlambat. Hal ini berujung perputaran uang sempat macet. Bisnis ayam organik, lanjut Ace, itu uang terus berputar. Akibat macetnya uang, semua proses menjalankan bisnis ayam, dari perawatan sampai penjualan terhambat.

“Seminggu saya biarkan. Dua minggu kemudian kok keenakan. Uang kan harus berputar. Kalau macet begini, lama-lama tidak ada modal. Usaha (bisnis ayam organik) yang saya jalani macet. Banyak yang melenceng dari kesepakatan dengan mantan staf saya dulu itu,” ujar Ace dengan nada kesal.

Ia merasa dikhianati oleh mantan stafnya. Padahal, dalam menjalankan bisnis, ia menaruh kepercayaan penuh dengan stafnya. Dalam pengelolaan kandang, staf yang membantu Ace dari beberapa tetangga dan kenalan warga sekitar. Ace mengakui, ingin berbagi rezeki (dalam mengelola bisnis peternakan ayam organik) dengan orang lain.

Akibat kendala tersebut, Ace berhenti beternak ayam organik. Meski sudah berhenti dan beralih ke bisnis lain, Ace sering dihubungi oleh beberapa orang maupun mahasiswa untuk menjelaskan proses beternak ayam organik. Kini, Ace beralih menggeluti dunia ayam petelur.

Penurunan produktivitas tidak drastis

Peternakan Ayam
Ayam di peternakan "Rudy Jaya Farm" dirawat dengan sebaik mungkin agar sehat. (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Berbagai keluhan peternak terkait pakan pengganti AGP, dari pertumbuhan lambat sampai harga jual rendah direspons Direktur Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Fadjar Sumping. Fadjar mengungkapkan, pakan pengganti AGP tidak sampai menurunkan produktivitas ayam sampai 60 persen atau 70 persen. Efek penurunan produktivitas hanya 3 persen sampai 5 persen.

“Keluhan yang bahkan sampai rugi mungkin hanya perasaan saja. Kalau ayam dirawat baik dan kandang dijaga kebersihannya, produktivitas bisa maksimal,” ungkap Fadjar melalui sambungan telepon.

Fadjar menekankan, berlakunya aturan pakan pengganti AGP untuk ternak di Indonesia sebagai bentuk peningkatan kualitas daging unggas (ayam). Saat ini, impor daging unggas tengah gencar. Kualitas daging unggas yang impor itu sebagian besar sudah tidak menggunakan pakan yang mengandung antibiotik.

Target yang dicapai, harap Fadjar, kualitas daging unggas produksi dalam negeri meningkat dengan adanya pakan pengganti AGP.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya