Harapan Hidup Pasien Kelainan Darah Thalassemia Makin Baik

Kini tingkat kemungkinan hidup pasien dengan kondisi kelainan darah merah ini bisa lebih lama.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 08 Mei 2018, 08:15 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2018, 08:15 WIB
Ilustrasi talasemia (iStock)
Ilustrasi talasemia (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Di 1980-an, angka kemungkinan hidup pasien thalassemia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo hanya sampai usia 20-an tahun. Namun, kini tingkat kemungkinan hidup pasien dengan kondisi kelainan darah merah akibat berkurang/tidak diproduksi rantai protein (globin) pembentuk Hb utama ini bisa lebih lama.

Berdasarkan grafik per 10 tahun dari RSCM, terlihat ada perbaikan dalam kemungkinan hidup pasien thalassemia. Di 1990-an banyak yang meninggal sebelum usia 27. Namun, data 2010, ada lebih dari 100 orang yang hidup lebih dari 32 tahun.

"Pasien kami kini sudah ada yang 56 tahun," kata Dr dr Pustika Amalia Wahidayat, SpA(K) saat temu media di Jakarta pada Senin (7/5/2018) jelang Hari Talasemia Sedunia yang jatuh pada 8 Mei. 

Perbaikan kemungkinan hidup ini tentunya karena beberapa asepk. Mulai dari meningkatnya pengetahuan masyarakat untuk membawa anak segera ke tenaga kesehatan serta tata cara pengobatan yang lebih baik.

"Pengobatan ini bukan untuk menyembuhkan, tapi meminimalisir efek serta meningkatkan kualitas hidup pasien thalassemia," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI dr Asjikin Iman Hidayat Dachlan di kesempatan yang sama.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 

Tantangan pasien thalassemia

Walau kemungkinan hidup pasien thalassemia makin panjang, tantangan yang dihadapi mereka masih banyak. Salah satunya pasien thalassemia dianggap sebagai sosok pesakitan seperti disampaikan Amalia.

Pasien thalassemia juga bisa kurang percaya diri saat bersosialisasi karena fisiknya berbeda dari kebanyakan orang. Pasien thalassemia cenderung berkulit hitam karena karena adanya penumpukan zat besi di kulit lalu kondisi tulang yang lebih menonjol ada juga beberapa dengan gigi maju.

"Belum lagi kekhawatiran akan masa depan. Tentang pekerjaan lalu pasangan hidup," kata Amalia lagi.

Pasien thalassemia juga bisa merasakan rasa jenuh dan bosan karena harus menjalani pengobatan seumur hidup. Paling tidak setiap bulan pasien thalassemia mayor harus melakukan transfusi darah dan mengonsumsi obat atau tindakan lain untuk membuang zat besi berlebih dalam tubuh.

Sehingga dukungan banyak pihak, baik dari keluarga, lingkungan sosial dan tempat kerja diperlukan bagi pasien thalassemia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya