Awas, Hujan Abu Gunung Merapi Bisa Sebabkan Infeksi Saluran Napas, Ini Cara Mencegahnya

Letusan freatik gunung Merapi yang menimbulkan hujan abu patut diwaspadai. Pasalnya, abu yang masuk ke saluran napas bisa berbahaya bagi Anda.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 11 Mei 2018, 15:45 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2018, 15:45 WIB
Erupsi Gunung Merapi
Erupsi Gunung Merapi. (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Letusan freatik yang ditimbulkan gunung Merapi, Sleman, Yogyakarta menimbulkan hujan abu di beberapa wilayah di sekitarnya. Kewaspadaan masyarakat harus ditingkatkan demi mencegah bahaya dari hujan tersebut.

Ini dikarenakan abu vulkanik yang jatuh ke permukaan cukup berbahaya bila masuk ke dalam tubuh manusia.

"Yang pasti efeknya iritasi ke mata, saluran napas hidung. Abunya juga macam-macam, ada partikel besar ada yang kecil," ujar spesialis paru dari Rumah Sakit Persahabatan dr. Feni Fitriani Taufik, SpP.

"Kalau yang ukurannya di bawah dua setengah milimikron itu biasanya tertahan di saluran napas atas. Itu yang bisa masuk ke paru-paru," kata Feni ketika dihubungi oleh Health Liputan6.com pada Jumat (11/5/2018).

Abu vulkanik sendiri menurut Feni cukup berbahaya bagi pernapasan. Beberapa dampaknya bagi kesehatan adalah batuk, seseorang menjadi rentan terkena infeksi saluran napas, bahkan bisa berbahaya bagi beberapa kelompok orang.

"Misalnya kalau yang lagi sakit jadi lebih berat, balita, anak kecil, orang lanjut usia, orang-orang dengan penyakit paru kronis, asma, atau orang dengan penyakit jantung kronis," kata dokter yang juga Ketua Divisi Penyakit Paru di Departemen Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.

Simak juga video menarik berikut ini:

 

Evakuasi dan Menjaga Ruangan dari Debu

Hoax letusan Gunung Merapi
Hoax letusan Gunung Merapi (Liputan6.com/Istimewa)

Untuk mencegahnya, masyarakat disarankan untuk memakai masker agar debu tidak masuk ke saluran pernapasan.

"Sebisa mungkin menghindari. Kalau tidak ya pakai masker," tambah Feni. Selain itu, petugas juga perlu melakukan evakuasi dan harus menyediakan posko-posko kesehatan untuk mempercepat proses pertolongan pada mereka yang terkena dampak erupsi.

"Pemerintah kan biasanya sudah bikin tuh di daerah-daerah yang agak jauh dari debu," ujar Feni.

Feni juga mengatakan, apabila berada di dalam rumah, jagalah ruangan tetap steril dari debu.

"Kalau sudah masuk dalam rumah sebisa mungkin dibersihkan, dengan air, membuka ventilasi. Kalau tertutup jangan menyalakan kipas angin malah membuat debunya berputar," kata Feni.

 

Jangan Merokok dan Cek Kondisi Udara

merapi
Kesibukan pendaki saat terjadi letusan freatik gunung Merapi, Jumat (11/5/2018). (foto: liputan6.com/alpend'90/edhie prayitno ige)

Feni menambahkan, masyarakat juga harus menghindari merokok dalam keadaan seperti itu.

"Itu kan malah menambah polusi dalam rumah," kata Feni.

Apabila memang Anda terpaksa harus keluar rumah, Feni menyarankan untuk lebih dulu melihat tingkat polusi yang ada.

"Perhatikan kondisi seperti jarak pandang untuk kontrol udara. Dengan lihat jarak pandang kan kita bisa melihat tingkat polusinya bagaimana," ujar Feni.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya