Terjebak Dalam Gua, Tim Remaja Sepak Bola Thailand Tetap Tenang Berkat Meditasi

Meditasi membuat pelatih dan anak muridnya tetap tenang selama di dalam gua.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 11 Jul 2018, 08:30 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2018, 08:30 WIB
Upaya pencarian 12 korba hilang yang terjebak di sebuah gua di Thailand (AP)
Upaya pencarian 12 korba hilang yang terjebak di sebuah gua di Thailand (AP)

Liputan6.com, Jakarta Dua belas bocah Thailand beserta pelatihnya yang terjebak dalam gua dilaporkan melakukan meditasi selama berada di dalam tempat tersebut. Saat ini, satu per satu dari mereka sudah berhasil diselamatkan oleh tim penyelamat.

"Lihatlah betapa tenang mereka duduk di sana menunggu. Tidak ada yang menangis atau yang lain. Itu mengherankan," kata salah seorang ibu dari anak laki-laki ketika melihat video yang tersebar pada AP.

Melansir dari Vox, Rabu (11/7/2018), pelatih yang memimpin mereka ke dalam gua itu beberapa minggu lalu pernah dilatih meditasi sebagai biksu Buddha selama satu dekade sebelum menjadi pelatih sepak bola.

Menurut beberapa sumber berita, pelatih Ekapol Chanthawong mengajari anak-anak berusia 11-15 tahun itu bermeditasi di dalam gua agar tetap tenang dan mempertahankan energi melalui cobaan yang telah berlangsung selama dua minggu tersebut.

"Dia bisa bermeditasi hingga satu jam," kata bibi Ekapol, Tham Chanthawong.

"Itu pasti membantunya dan mungkin membantu anak-anak itu tetap tenang."

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Meminta maaf

9 Hari Hilang di Gua, 12 Remaja Thailand Ditemukan Kurus Kering
Tim penyelamat Thailand berjuang menyelamatkan tim sepak bola remaja Thailand dan pelatihnya yang terjebak di sebuah gua di Chiang Rai, Thailand, Senin (2/7). (Tham Luang Rescue Operation Center via AP)

Menurut Straits Times, pria 25 tahun itu tinggal di sebuah biara di Mae Sai, Thailand, pada umur 12 tahun dan dilatih di sana selama 10 tahun. Namun, dia pergi untuk merawat neneknya yang sakit dan menjadi asisten pelatih tim sepak bola.

Beberapa penelitian mengatakan, meditasi ternyata memiliki peran dalam mengobati depresi, kecemasan, dan rasa sakit. Selain itu, aktivitas tersebut dapat mengurangi beban psikologis.

Sekalipun berhasil mengatasi situasi, Ekapol meminta maaf melalui sebuah surat yang disampaikan pada Angkatan Laut Kerajaan Thailand pada Sabtu lalu.

"Bagi orangtua dari semua anak-anak, saat ini mereka semua baik-baik saja, para kru sangat berhati-hati. Saya berjanji merawat anak-anak sebaik mungkin. Saya ingin mengucapkan terima kasih atas semua dukungan dan saya ingin meminta maaf," tulis Ekapol seperti dilaporkan ABC News.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya