Tahun 2040, Jepang Bakal Krisis Anak Muda

Satu dari tiga orang di Jepang sudah lebih dari 65 tahun. Sementara itu, angka kelahiran di Negeri Sakura ini rendah. Sebuah krisis nasional.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 21 Sep 2018, 12:00 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2018, 12:00 WIB
Muslim Semakin Nyaman Beribadah di Jepang dengan Wisata Halal
Angka lansia Jepang berada di titik tertinggi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Populasi lanjut usia (lansia) di Jepang mencapai rekor dunia. Satu dari tiga orang di negara tersebut sudah mencapai usia yang lebih dari 65 tahun.

Melansir New York Post, Jumat (21/9/2018), pemerintah Jepang mengungkap sekitar 35,6 juta warga Jepang adalah lansia. Jumlah itu berarti sekitar 28 persen dari populasi dunia.

Persentase tersebut diikuti oleh Italia pada 23 persen, Portugal dan Jerman dengan angka 22 persen. Sementara itu, jumlah usia lebih dari 65 persen di Inggris hanya sekitar 18 persen.

Demografi lansia di Jepang diperkirakan akan mencapai lebih dari dua pertiga populasi di negara tersebut pada 2040. Laporan ini dirilis bertepatan dengan hari Penghormatan untuk Lansia yang merupakan hari libur.

Data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Jepang menunjukkan jumlah centenarian (usia 100 tahun) mencapai rekor tertinggi dengan angka 70 ribu pada bulan ini. Sembilan dari 10 di antaranya adalah perempuan.

Wanita memiliki harapan hidup rata-rata 87,3 tahun. Sementara itu, pria diperkirakan bisa hidup sampai 81 tahun.

 

Simak juga video menarik berikut ini: 

 

Angka Kelahiran Rendah

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengunjungi pusat evakuasi korban banjir di Mabi, Prefektur Okayama, Rabu (11/7). Regu petugas pemadam kebakaran dari luar prefektur juga dikerahkan untuk melakukan misi pencarian korban. (AFP/Martin BUREAU)

Adapun jumlah bayi yang lahir di Jepang sendiri turun dari tahun lalu menjadi 946.060. Ini adalah tahun kedua berturut-turut angka kelahiran tetap di bawah 1 juta.

Pemerintah setempat menyatakan bahwa angka itu adalah yang terendah semenjak Jepang memulai perhitungan pada 1989.

Pada saat yang sama, jumlah kematian mencapai titik tertinggi usai perang sebesar 1,3 juta. Hal ini berarti populasi Jepang menurun drastis hingga 394.373 pada 2017.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menggambarkan tingkat kelahiran yang menurun dan populasi yang semakin tua sebagai sebuah krisis nasional.

Abe merupakan Perdana Menteri yang berusia 63 tahun. Dia sudah memimpin sejak Desember 2012 dan merupakan pemimpin yang paling lama melayani Jepang dengan tiga masa jabatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya