Mengapa Ibu Baru Melahirkan Rentan Depresi?

Ada beberapa faktor yang membuat ibu baru melahirkan rentan depresi. Simak penuturan dokter.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 28 Sep 2018, 21:00 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2018, 21:00 WIB
Baby blues - depresi pascamelahirkan (iStock)
Ilustrasi ketahui penyebab depresi pascamelahirkan (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Di tengah kebahagiaan atas kehadiran buah hati, ibu baru melahirkan rentan depresi. Diperkirakan satu dari tujuh ibu baru pernah mengalami gangguan kejiwaan ini.

Bagi wanita yang belum hamil dan melahirkan, banyak yang bertanya-tanya: bukankah punya anak itu bisa membuat bahagia, kok malah sedih dan depresi?

Menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan FKUI-RS Ciptomangunkusumo, Andon Hestiantoro, ada beberapa faktor yang membuat ibu baru melahirkan rentan depresi. Kemungkinan pertama, ibu mengalami masalah dengan persalinannya.

"Misalnya dia melahirkan dengan alat bantu seperti vakum atau dengan operasi caesar. Nah, ibu itu kadang tidak siap dengan karena berpikirnya akan melahirkan normal," kata Andon dalam diskusi bersama Bayer memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia.

Faktor kedua adalah perubahan hormon yang terjadi pada tubuh ibu sesudah melahirkan.

"Pada saat persalinan hormon progesteron dan estrogen berada di titik paling rendah. Hormon itu diperlukan untuk memperkuat suasana hati dan mood untuk mencegah depresi," jelas Andon lagi.

Ketika ibu memperlihatkan gejala depresi, konsumsi kontrasepsi hormon diperlukan. Bisa dengan suntik progestok atau mengonsumsi pil KB menyusui (Progestin Only Pil/POP). Fungsinya untuk menaikkan hormonnya seperti disampaikan pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Klinik Yasmin RSCM ini.

 

Saksikan juga video menarik berikut:

Apa Kata Psikolog: Kenapa Ibu Baru Suka Menangis Tiba-tiba
Ibu yang baru melahirkan anak kedua, kadang suka menangis tiba-tiba. Kenapa?

Dukungan suami dan keluarga

Ibu yang depresi membuat bayi yang baru dilahirkan tidak mendapat perhatian penuh. Hal ini bisa saja mengganggu tumbuh kembang bayi seperti disampaikan Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia Emi Nurjasmi.

Itu sebabnya, dukungan berbagai pihak diperlukan oleh ibu untuk meminimalisasi kemungkian terkena masalah kejiwaan usai melahirkan. Dan yang paling terpenting dukungan suami begitu berarti untuk sang ibu.

"Justru pendampingan dari suami saat persalinan hingga keberhasilan ASI eksklusif itu perlu dukungan suami," kata Emi di kesempatan yang sama. 

Jika sudah mendapat dukungan penuh dari keluarga, tapi ibu baru melahirkan menunjukkan gejala depresi, segera kontak psikolog atau psikiater untuk membantu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya