Kunjungi Korban Gempa Palu-Donggala, Jokowi Dengarkan Keluhan Pasien

Dalam pertemuan dengan puluhan korban gempa-tsunami Palu, Jokowi berusaha membesarkan hati mereka.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 04 Okt 2018, 17:00 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2018, 17:00 WIB
Jokowi mengunjungi korban gempa dan tsunami yang dirawat di rumah sakit darurat di Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Kota Palu, Sulawesi Tengah. (Foto: Setkab)
Jokowi mengunjungi korban gempa dan tsunami yang dirawat di rumah sakit darurat di Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Kota Palu, Sulawesi Tengah. (Foto: Setkab)

Liputan6.com, Jakarta Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi korban gempa dan tsunami yang dirawat di rumah sakit darurat di Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Dalam pertemuan dengan puluhan korban, Jokowi berusaha membesarkan hati mereka.

Ada sekitar 23 pasien korban gempa-tsunami Sulteng yang Jokowi sapa. Ia pun terlihat saksama mendengarkan keluhan dari para pasien yang disapa dalam kunjungannya pada Rabu, 3 Oktober 2018.

“Ibu tenang, kita selesaikan satu-satu, semua yang perlu perawatan segera kita rujuk ke Makassar,” kata Jokowi berusaha membesarkan hati salah seorang korban seperti melansir rilis laman setkab.go.id pada Kamis (4/10/2018).

Para pasien itu berada di rumah sakit darurat Bandara Mutiara Sis Al-Jufri untuk diterbangkan ke Makassar (Sulawesi Selatan) dan Manado (Sulawesi Utara) guna mendapat perawatan lebih intensif.

 

Saksikan juga video menarik berikut:

Tim dokter cukup dan stok obat aman

Gempa Palu
Operasi fraktur pertama pasca gempa dan tsunami Palu di RS Undata Palu. (Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan R)

Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek yang juga mengecek kondisi korban gempa-tsunami mengatakan hingga kini tenaga kesehatan dan logistik masih cukup.

“Kapasitas nasional masih mampu menangani, sehingga kita belum membutuhkan bantuan dari asing, baik orang maupun logistik kesehatan,” kata Nila seperti dikutip rilis Sehat Negeriku. 

Saat ini, sekitar 15 dokter bedah sedang bertugas di Palu-Donggala. Jika merujuk pada kasus bedah, diantara jumlah pasien yang harus melakukan operasi, baik darurat maupun dipersiapkan, dinilai sudah cukup.

“Kita masih punya kekuatan besar, kalau tidak bisa ditangani di sini, kita masih punya rumah sakit tipe A di Makassar, kirim ke RS Wahidin, ahlinya juga masih banyak disana. Kalau kurang ya kita kirim lagi, masih sangat sangat cukup,” kata Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, dr Ahmad Yurianto.

Selain tenaga kesehatan yang dianggap cukup, stok obat saat ini pun dalam kondisi aman. Karena, sistem obat yang dipakai menggunakan buffer/safety stock yang dimiliki oleh instalasi farmasi, juga bantuan dari relawan, serta pencatatan dan pengeluaran yang selalu terpelihara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya