Liputan6.com, Jakarta Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Ari F Syam mengatakan, kondisi tempat pengungsian bagi korban tsunami Selat Sunda harus dibuat senyaman mungkin. Artinya, tersedia alas tidur dan selimut yang memadai. Dengan demikian para pengungsi terutama orang tua dan anak-anak tetap terlindungi, terutama dari angin malam.
Selain itu, kebersihan lingkungan pengungsian pun perlu mendapat perhatian.
"Kebersihan lingkungan pengungsian selalu terjaga dengan tersedianya tempat-tempat sampah di sekitar lokasi. Termasuk bangkai binatang harus dikubur untuk menjaga lingkungan pengungsian tetap sehat," kata Prof Ari dalam pesan tertulisnya yang diterima Health-Liputan6.com, Minggu (23/12/2018).
Advertisement
Begitu pula dengan sarana mandi, cuci, kakus (MCK) agar diperhatikan persediaan air serta peralatan mandi bagi pengungsi.
Sementara penanganan trauma healing korban tsunami Selat Sunda, Prof Ari F Syam mengatakan, perlu pengadaan buku-buku bacaan, mainan, serta kelompok bermain bagi para korban anak. Sedangkan pasien lansia bisa lewat kegiatan menyulam dan mengaji.
"Untuk pasien usia lanjut, perlu adanya kegiatan dengan alat sulam, melakukan aktivitas pengajian bersama-sama dan lainnya yang membuat para orang usia lanjut ini tetap selalu berpikir," ujarnya.
Tampat beribadah pun perlu diadakan agar masyarakat terdampak berkesempatan berdoa dan tetap sabar menghadapi musibah yang menimpa.
Hiburan seperti acara kesenian yang menjadi kesukaan masyarakat sekitar pun bisa dihadirkan secara berkala. Prof Ari mengatakan, hal tersebut bisa mengatasi kejenuhan dan mengurangi kesedihan para pengungsi tsunami Selat Sunda.Â
Â
Saksikan juga video berikut ini: