, Tokyo - Pemerintah Jepang pada Selasa (18/2/2025) menyetujui target baru untuk memangkas emisi gas rumah kaca hingga 2040, bersamaan dengan revisi kebijakan energi dan industri untuk periode yang sama.
Langkah-langkah ini bertujuan memperkuat stabilitas kebijakan jangka panjang bagi dunia usaha dengan fokus pada dekarbonisasi, memastikan pasokan energi yang stabil, dan memperkuat kapasitas industri guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga
Di bawah kebijakan iklim yang baru, Jepang menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 60 persen pada 2035 dan 73 persen pada 2040 dari jumlah emisi pada 2013, memperpanjang target 2030 yang sebelumnya ditetapkan sebesar 46 persen.
Advertisement
Revisi Kebijakan Energi dan Industri Jepang
Target pengurangan emisi ini sempat memicu seruan agar pengurangan dilakukan oleh para ahli dan anggota koalisi pemerintahan saat pertama kali diusulkan, mengingat Jepang adalah negara penghasil karbon terbesar kelima di dunia, yang masih bergantung pada bahan bakar fosil.
Meskipun lebih dari 80 persen dari 3.000 komentar publik mendukung target yang lebih ambisius, Kementerian Lingkungan Hidup dan Perindustrian Jepang memfinalisasi target baru tanpa perubahan dengan alasan telah melalui pembahasan oleh para ahli iklim sebelumnya, dikutip dari DW Indonesia, Jumat (21/2).
Sebagai bagian dari upaya global dalam menangani perubahan iklim, Jepang berencana mengajukan target barunya, Nationally Determined Contribution (NDC) di bawah Perjanjian Paris, ke PBB bulan ini.
Revisi kebijakan energi ini bertujuan agar energi terbarukan dapat meningkat hingga 50 persen dari total pasokan listrik Jepang pada tahun fiskal 2040. Sementara itu, tenaga nuklir juga diharapkan mampu berkontribusi hingga 20 persen, seiring upaya Jepang dalam meningkatkan energi bersih di tengah permintaan listrik yang terus meningkat.
Sejak bencana Fukushima pada 2011, perusahaan-perusahaan listrik Jepang kesulitan mengaktifkan kembali reaktor nuklir, sehingga pada 2023 tenaga nuklir hanya menyumbang 8,5 persen dari total pasokan listrik negara itu.
Jepang Bertekad Kurangi Ketergantungan Energi Nuklir
Rencana energi baru akan menghapus target sebelumnya untuk meminimalkan ketergantungan pada tenaga nuklir dan justru mendukung pembangunan reaktor generasi terbaru.
Pemerintah Jepang juga menyetujui strategi baru yang mengintegrasikan kebijakan dekarbonisasi dan industri hingga 2040, yang selaras dengan target baru emisi dan rencana energi terbarukan.
Strategi baru ini bertujuan mengembangkan klaster industri di daerah yang kaya akan sumber daya energi terbarukan, tenaga nuklir, dan sumber energi rendah karbon lainnya.
Namun, ada ketidakpastian dalam kebijakan Jepang, terutama karena pasar tenaga angin lepas pantai domestik, yang menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan energi terbarukan, kini menghadapi hambatan akibat inflasi dan biaya yang melonjak tinggi.
Kondisi baru-baru ini membuat perusahaan Mitsubishi Corp harus meninjau kembali tiga proyek dalam negeri mereka.
Selain itu, keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menarik Washington dari Perjanjian Iklim Paris serta mengambil sikap yang kurang mendukung energi terbarukan itu, justru semakin memperburuk prospek ekspansi global Jepang dalam sektor ini.
Advertisement
