Liputan6.com, Jakarta Setiap manusia tentu saja setiap hari harus melakukan ekskresi atau pembuangan zat-zat sisa metabolisme. Salah satunya adalah buang air kecil dengan mengeluarkan urine.
Urine adalah hasil sisa metabolisme yang diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui sistem perkemihan (urinaria). Urine mengandung zat-zat yang sudah tidak diperlukan lagi oleh tubuh, sehingga harus dikeluarkan karena bisa meracuni tubuh.Â
Proses pembentukan urine di dalam tubuh adalah salah satu cara alami tubuh untuk mengeluarkan zat sisa metabolisme dan racun tubuh serta kelebihan kadar air untuk memelihara kesehatan. Proses pembentukan urine ini melibatkan beberapa organ terutama organ seperti ginjal, kandung kemih, dan saluran kemih.Â
Advertisement
Zat-zat sisa atau produk sampingan dari metabolisme butuh dikeluarkan oleh tubuh melalui pengeluaran urine dan tinja. Semakin banyak cairan yang dikonsumsi, maka semakin banyak urine yang akan dihasilkan oleh tubuh.
Baca Juga
Sistem kemih manusia terdiri dari dua ginjal, dua ureter, satu kandung kemih, dan satu uretra. Tubuh mengambil nutrisi dari makanan dan mengubahnya menjadi energi. Setelah tubuh mengambil komponen makanan yang dibutuhkan, produk-produk limbah tertinggal di usus dan di dalam darah.
Sistem kemih manusia membantu tubuh menyaring dan mengeluarkan produk sisa tersebut (limbah) serta menjaga bahan kimia yang masih diperlukan tubuh. Saluran ureter menghubungkan ginjal ke kandung kemih. Lalu urine akan disimpan di dalam kandung kemih, dan dikeluarkan melalui uretra.
Selain menyaring dan mengeluarkan zat sisa tubuh, sistem kemih juga mempertahankan homeostasis (keseimbangan) air, ion, pH, tekanan darah, kalsium, serta sel darah merah.
Organ yang Terlibat pada Proses Pembentukan Urine
Pada proses pembentukan urine, terdapat beberapa organ dalam tubuh kita yang berperan, yaitu:
- Ginjal
Ada dua buah ginjal di dalam tubuh, yaitu ginjal kanan dan kiri. Masing-masing berada di kedua sisi tulang belakang, di bawah tulang iga. Ginjal memiliki bentuk seperti kacang merah dan memiliki ukuran sebesar kepalan tangan. Di dalam ginjal, setidaknya terdapat satu juta nefron yang berfungsi untuk menyaring darah dan membuat limbah hasil penyaringan tersebut dalam bentuk urine.Â
- Ureter
Ureter ini berbentuk tabung atau selang, yang menghubungkan masing-masing ginjal dengan kedua sisi kandung kemih. Pada orang dewasa, ureter memiliki panjang sekitar 25 – 30 cm.
- Kandung kemih
Kandung kemih memiliki bentuk seperti balon yang elastis dan terletak di antara tulang panggul. Bentuknya yang elastis ini, membuat kandung kemih bisa mengecil ketika tidak ada urine, dan membesar jika terdapat urine. Setidaknya kandung kemih bisa menampung sekitar 400-600 mL urine.Â
- Uretra
Seperti ureter, uretra atau saluran kemih juga berbentuk tabung, namun hanya ada satu. Pada wanita, uretra memiliki ukuran sekitar 4 cm dengan tempat keluar urine berada di antara klitoris dan vagina. Sedangkan pada pria, panjang uretra sekitar 15-25 cm dengan tempat keluar urine berada di bagian ujung penis.
Advertisement
Proses Pembentukan Urine
Proses pembentukan urine terdiri dari tiga proses yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (pengumpulan) atau sekresi. Berikut proses pembentukan urine yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber.
1. Filtrasi (penyaringan)
Proses pembentukan urine yang pertama adalah filtrasi atau penyaringan. Setiap ginjal memiliki sekitar satu juta nefron, yang merupakan tempat pembentukan urine. Pada waktu tertentu, sekitar 20 persen dari darah akan melalui ginjal untuk disaring sehingga tubuh dapat menghilangkan zat-zat sisa metabolisme dan menjaga keseimbangan cairan, pH darah, dan kadar darah.Â
Bagian pertama dari proses pembentukan urine adalah filtrasi yaitu proses penyaringan darah yang mengandung zat sisa metabolisme yang dapat menjadi racun untuk tubuh.
Filtrasi terjadi di badan malphigi yang terdiri dari glomerulus dan kapsul Bowman. Glomerulus menyaring air, garam, glukosa, asam amino, urea dan limbah lainnya untuk melewati kapsul Bowman. Hasil filtrasi ini menghasilkan urine primer.
Urine primer termasuk urea di dalamnya, yang dihasilkan dari amonia yang terkumpul ketika hati memproses asam amino dan disaring oleh glomerulus.
Â
2. Reabsorpsi
Proses pembentukan urine kedua adalah reabsorpsi. Sekitar 43 galon cairan melewati proses filtrasi, tetapi sebagian besar diserap kembali sebelum dikeluarkan dari tubuh. Reabsorpsi terjadi di tubulus proksimal nefron, lengkung Henle (loop of Henle), tubulus distal dan tubulus pengumpul.Â
Air, glukosa, asam amino, natrium, dan nutrisi lainnya diserap kembali ke aliran darah di kapiler yang mengelilingi tubulus. Air bergerak melalui proses osmosis, yaitu pergerakan air dari area konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah. Hasil pada proses pembentukan urine ini adalah urine sekunder.
Biasanya semua glukosa diserap kembali. Namun, pada orang dengan diabetes, kelebihan glukosa tetap bertahan dalam filtrat. Natrium dan ion-ion lain diserap kembali secara tidak lengkap, dengan proporsi yang lebih besar tersisa dalam filtrat ketika lebih banyak dikonsumsi dalam makanan, menghasilkan konsentrasi darah yang lebih tinggi. Hormon mengatur proses transport aktif di mana ion seperti natrium dan fosfor diserap kembali.Â
Â
Advertisement
3. Sekresi atau augmentasi
Proses pembentukan urine selanjutnya adalah sekresi. Sekresi adalah tahap terakhir dalam pembentukan urine, yaitu ketika urine akhirnya dibuang. Beberapa zat mengalir langsung dari darah di sekitar tubulus distal (distal convoluted tubule) dan tubulus pengumpul (collecting tubule) ke tubulus tersebut.Â
Sekresi alias pembuangan ion hidrogen melalui proses ini adalah bagian dari mekanisme tubuh untuk menjaga pH yang tepat, atau keseimbangan asam dan basa tubuh. Ion kalium, ion kalsium, dan amonia juga dibuang pada tahap ini, seperti beberapa obat. Ini supaya komposisi kimia darah tetap seimbang dan normal.
Prosesnya terjadi dengan meningkatkan pembuangan zat seperti kalium dan kalsium ketika konsentrasi tinggi dan dengan meningkatkan reabsorpsi dan mengurangi sekresi ketika tingkatnya rendah.
Urine yang dibuat oleh proses ini kemudian mengalir ke bagian tengah ginjal yang disebut pelvis ginjal, kemudian terus mengalir ke ureter dan kemudian tersimpan di kandung kemih. Dari kandung kemih, urine selanjutnya mengalir ke uretra dan akan dibuang keluar saat buang air kecil.
Gangguan yang Ditimbulkan Terhambatnya Pengeluaran Urine
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, urine bermanfaat untuk mengeluarkan limbah dan racun dari dalam tubuh. Namun jika ada gangguan di sistem saluran kemih dalam memproduksi urine, akibatnya akan berbahaya bagi tubuh. Misalnya pada penyakit gagal ginjal dan batu ginjal.
Nah, agar proses pembentukan urine di dalam tubuh kita dapat terus berjalan dengan baik, disarankan untuk minum air putih yang cukup, setidaknya sebanyak 2 hingga 3 liter sehari. Untuk memelihara kesehatan ginjal, disarankan pula untuk menjaga pola makan sehat dengan membatasi asupan garam dan gula, rutin olahraga, istirahat yang cukup, serta hindari minuman beralkohol dan merokok.
Jika terdapat masalah seputar proses pembentukan urine, atau terdapat keluhan seperti kencing berdarah, terdapat pembengkakan di seluruh tubuh, merasa lemas, dan gejala yang mengarah pada adanya masalah pada organ yang berperan dalam proses pembentukan urine, Anda perlu segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapat pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
Advertisement