Terombang-ambing di Lautan, Ibu Minum Air Urine Sendiri agar Bisa Menyusui Anak

Seorang wanita meninggal dunia setelah meminum urinenya sendiri. Hal tersebut ia lakukan usai menyusui kedua anaknya.

oleh Diviya Agatha diperbarui 19 Sep 2021, 19:00 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2021, 19:00 WIB
20151220-Ilustrasi Kapal Tenggelam-AFP
Ilustrasi kapal tenggelam (AFP Photo)

Liputan6.com, Jakarta Wanita berusia 40 tahun Mariely Chacon meninggal dunia karena dehidrasi setelah berjuang bersama anak-anaknya di tengah lautan. Ia rela minum urine sendiri lalu menyusui kedua anaknya selama empat hari di tengah lautan 

Melansir Daily Mail, kapal yang ditumpangi Mariely karam ketika hendak berlibur ke Pulau La Tortuga, Venezuela. Tim penyelamat menemukan anak-anak Mariely memegang tubuh ibunya sebelum akhirnya dilarikan ke rumah sakit karena dehidrasi dan luka bakar.

Selama empat hari, Mariely dan anak-anaknya berada di kapal bersama pengasuh mereka dan bersembunyi di puing-puing lemari es untuk menghindari panas matahari.

"Perjalanan tersebut sebenarnya hanya bertujuan untuk memberikan hiburan bagi anak-anaknya," ujar ayah Mariely, Humberto Chacon.

Sayangnya, hanya Mariely yang tidak selamat dalam peristiwa tersebut. Sedangkan lima orang yang juga berada di kapal tersebut masih dalam tahap pencarian, termasuk Remis David Camblor, suami Mariely.

Mariely meninggal karena kegagalan organ yang disebabkan oleh dehidrasi. Ia berusaha membuat anak-anaknya tetap hidup dengan meminum urinenya sehingga memiliki energi untuk menyusui.

Pengasuh Mariely yang ikut dalam perjalanan tersebut, Veronica Martinez, dikabarkan selamat dan ditemukan dalam kotak es kosong. Saat ini, Veronica masih dalam tahap perawatan di rumah sakit setelah mengalami dehidrasi, lesu, dan gangguan stres.

"Ia memiliki detak jantung yang cepat, tekanan darah rendah, demam, delirium dan kulit kering akibat terbakar sinar matahari. Dia masih harus dibius," ujar laporan dalam El Diario.

Kronologi kejadian

Otoritas Maritim Venezuela atau INEA mengungkapkan bahwa kapal pesiar yang keluarga tersebut tumpangi berangkat dari Higuerote menuju Pulau La Tortuga dengan jadwal kembali pada 5 September.

Namun, hingga tanggal 5 September pukul 11 malam, kapal pun belum kembali ke lokasi seharusnya. Sehingga pencarian mulai dilakukan.

"Pada 6 September pukul 18.20 kami diberitahu ada sebuah kapal yang hanyut di pulau La Orchila yang mengarah pada orientasi pencarian. Baru pada 7 September pukul 14:10, para korban ditemukan," ujar INEA.

INEA menjelaskan, Mariely meninggal tiga atau empat jam sebelum penyelamatan.

Infografis

Infografis DISIPLIN Protokol Kesehatan Harga Mati
Infografis DISIPLIN Protokol Kesehatan Harga Mati (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya