Liputan6.com, Jakarta Siapa yang tidak senang ketika sedang di kantor, lalu rekan kerja atau klien membawakan camilan. Namun, sebaiknya mulailah berhati-hati ketika menerima camilan ketika berada di kantor. Kebiasaan makan semacam ini bisa membuat Anda bertambah gemuk.
Mengutip Marketwatch pada Jumat (1/2/2019), makanan seperti kue, pizza, dan keripik kentang adalah camilan yang lazim ditemukan di tempat kerja. Sayangnya, sebuah penelitian merekomendasikan agar makanan yang disediakan di tempat kerja harus sesuai dengan pedoman pola makan yang sehat.
Baca Juga
Studi yang dilakukan di Amerika Serikat menemukan, 23 persen pekerja yang disurvei mengonsumsi makanan gratis di tempat kerja, yang biasanya mengandung kalori kosong, natrium dan biji-bijian olahan.
Advertisement
"Jenis makanan utama yang diperoleh termasuk makanan yang biasanya tinggi lemak padat, gula tambahan, atau natrium seperti pizza, minuman ringan, biskuit atau brownies, kue dan pai, serta permen," tulis penelitian yang dipublikasi di Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics.
Lihat juga video menarik berikut ini:
Perusahaan harus punya program kesehatan karyawan
Di sisi lain, peneliti merekomendasikan agar setiap tempat kerja juga memiliki program kesehatan yang lain. Misalnya untuk membantu menghentikan karyawan merokok atau mendorong tingginya aktivitas fisik. Ini juga dianggap berpengaruh pada pemilihan makanan di tempat kerja.
"Memasukkan pedoman layanan makanan ke dalam program kesehatan bisa membantu pengusaha menawarkan opsi yang menarik dan sehat yang memberikan karyawan pilihan," kata peneliti utama Stephen Onufrak dari Center for Disease Control and Prevention’s Division of Nutrition, Physical Activity and Obesity.
Pola makan yang buruk memang sudah menjadi masalah dunia. World Health Organization bahkan memasukkannya sebagai salah satu penyebab ancaman kesehatan di dunia pada 2019 yaitu terkait dengan penyakit tidak menular seperti diabetes, kanker, dan penyakit jantung.
"Kenaikan tingginya penyakit semacam ini disebabkan oleh lima faktor risiko terbesar: penggunaan tembakau, kurangnya aktivitas fisik, penggunaan alkohol yang berbahaya, pola makan yang tidak sehat, serta polusi udara," tulis WHO.
Advertisement