DBD Mengintai, Jangan Salah Sasaran Berantas Sarang Nyamuk

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Tular Vektor dan Zoonotik dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengimbau agar masyarakat menghindari gigitan nyamuk dan memberantas sarangnya.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 04 Feb 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2019, 10:00 WIB
20160213-Cegah Korban DBD Berjatuhan, Kecamatan Kebayoran Baru Lakukan Fogging-Jakarta
Petugas melakukan pengasapan (fogging) di kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta, Sabtu (13/2). Fogging dilakukan guna mencegah wabah penyakit demam berdarah yang sering muncul pada musim hujan. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terus bertambah. Guna mencegah meningkatnya angka DBD, masyarakat perlu menghindari gigitan nyamuk serta memberantas sarangnya. Namun, masyarakat harus mengetahui di mana serta jenis sarang nyamuk agar tidak salah sasaran.

Hal tersebut diungkap oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Tular Vektor dan Zoonotik dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid. Menurut dr Siti, setiap tempat berpotensi menjadi sarang nyamuk bila terdapat genangan air.

“Ada banyak sarang nyamuk yang harus dikenali terutama di rumah kita. Masyarakat harus mengetahuinya agar tidak salah sasaran dalam memberantas sarang nyamuk,” katanya, mengutip rilis yang diterima Health - Liputan6.com.

Tempat yang bisa menjadi sarang nyamuk di rumah adalah bak kamar mandi dan toilet, tempat penampungan air, air jebakan semut ( kaki meja ), air pembuangan kulkas, tempat minum burung (yg jarang diganti), pot bunga, dispenser air minum (wadah limpahan airnya), barang bekas di sekitar rumah (ban, kaleng, batok kelapa, botol, gelas air mineral, potongan bambu, dan semua tempat yg bisa nenampung air).

Dr. Siti menambahkan tempat-tempat tersebut sangat berpotensi menjadi sarang nyamuk. Masyarakat diimbau jangan sampai membiarkan air tergenang di tempat-tempat itu.

“Kalau bak mandi harus lebih sering dikuras agar tidak ada jentik nyamuk. Ada jentik berarti kita terancam demam berdarah,” ucapnya.

1 jentik betina, dalam 12 – 14 hari akan berubah jadi nyamuk dewasa. 1 nyamuk betina dewasa sekali bertelur menghasilkan 100-150 butir telur.a Dlam sebulan nyamuk bisa bertelur kurang lebih 4 kali. Jadi dalam sebulan nyamuk bisa bertelur antara 400 sampai 600 telur.

Dr Siti juga kembali mengingatkan, bahwa pemberantasan sarang nyamuk (PSN) bukan dengan memotong pohon, bersih-bersih rumput, menata bunga dan lainnya. Ini karena jentik nyamuk tak bersarang di rerumputan, melainkan di genangan air.

Selain itu, perlu diketahui juga jam aktivitas nyamuk Aedes Agypti dan Aedes Albopictus, yakni pagi pukul 09.00–10.00 dan sore pukul 15.00– 16.00. 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya