Liputan6.com, Jakarta Tidak sedikit orangtua yang berusaha melindungi anak-anaknya dari perasaan terancam, terluka, celaka, bahkan kegagalan. Ayahdan ibu bekerja keras memastikan si Kecil mengambil jalan yang aman.Â
Tanpa disadari, hal tersebut justru bukan melindunginya tapi malah melemahkannya. Akibatnya, anak-anak menjadi terlalu berhati-hati dan selalu dipenuhi rasa cemas.
Baca Juga
"Kita harus berhenti memanjakan anak-anak kita. Meskipun mungkin membuat kita merasa lebih baik sebagai orangtua. Sikap berlebihan dalam melindunginya justru memicu level kecemasan yang tinggi pada anak," kata Rebecca Weingarten, seorang dokter spesialis tumbuh kembang anak, seperti dikutip dari Todays Parent.
Advertisement
Â
Biarkan anak ambil risiko
Rebecca justru meminta para orangtua dan pendidik untuk membiarkan anak-anak mengambil risiko. Ini seperti mengasah kepekaan anak dalam menilai sebuah situasi yang akan sangat bermanfaat bagi perkembangan psikologisnya.
"Insiden jatuh saat naik sepeda, gagal dalam sebuah ujian atau hal lain yang mengecewakan bakal mengajarkan anak banyak hal. Memang rasanya menyedihkan, tapi harus dilihat secara jangka panjang kalau itu merupakan pelajaran yang tak didapatkannya di sekolah," ungkap Rebecca.
Misalnya biarkan si kecil memanjat pohon, tak perlu menakutinya akan terjatuh, cukup awasi dari jauh. Atau, tak ada salahnya mendaftarkan anak pada sebuah kompetisi. Menang atau kalah, setidaknya pengalaman berkompetisi akan jadi pelajaran berharga untuknya.
"Justru anak akan lebih kuat mental jika ia pernah gagal dan lalu bangkit menghadapinya," pesan Rebecca.
Penulis : Mutia Nugraheni / Dream.co.id
Advertisement