Liputan6.com, Jakarta Kehadiran orangtua saat mengetahui anak menjadi korban bully atau perisakan begitu penting. Dukungan orangtua yang tepat bisa membantu agar mental anak kembali pulih dan normal.
Seperti dilansir dari Verywell, berikut cara yang bisa dilakukan oleh orangtua untuk memulihkan kembali kesehatan mental anak usai di-bully.Â
Baca Juga
Maarten Paes Gajinya Berapa? Simak Profil Kiper Timnas Indonesia yang Jadi Termahal ke-3 di Asia
Top 3 Islami: Golongan yang Diharamkan Melihat Wajah Rasulullah di Hari Kiamat, Batas Waktu Sholat Dhuha agar Rezeki Lancar
Kondisi Pemain Timnas Indonesia Jelang Laga Lawan Arab Saudi, Eliano Reijnders Masuk Formasi?
1. Buat Anak Yakin Bahwa Dia Kuat
Advertisement
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah meyakinkan anak bahwa dia sebenarnya kuat dan tidak seperti apa yang dikatakan orang lain. Yakinkan bahwa dia sebenarnya memiliki kelebihan yang jauh lebih banyak dan potensi yang belum tergali sepenuhnya.
2. Ubah Pola Pikir Anak
Banyak anak yang menjadi korban bully terus memikirkan pengalaman buruk yang mereka alami sehingga mereka terpuruk. Selain itu, banyak juga mereka yang menelan mentah-mentah cacian yang diterima dan menganggapnya merupakan kenyataan yang mereka miliki. Ubah pola pikir tersebut dan buatlah mereka berpikir bahwa hal yang paling penting adalah tujuan dan masa depan mereka.
Langkah ini kadang memang sulit dilakukan sendiri oleh orangtua sehingga anak juga dapat dibantu oleh konselor untuk mengubah pola pikir. Usahakan agar hal-hal negatif yang dipikirkan anak dan muncul akibat perisakan tersebut jadi hilang dan diganti dengan tujuan dan cita-cita positif yang dia miliki.
Advertisement
3. Bantu Anak agar Mampu Menguasai Pikirannya Sendiri
Perasaan tak berdaya dan lemah merupakan sebuah hal umum yang dialami korban bully. Bahayanya, pikiran ini bisa terbawa hingga dewasa kelak dan membuat anak dihantui.
Yakinkan anak untuk berpikir bahwa walaupun perilaku bully yang dia terima tak dapat dihindari, namun dia bisa mengendalikan reaksi yang muncul. Ketika anak mulai bisa menguasai perasaannya, maka emosi dan pemikirannya bakal lebih baik dan positif. Melakukan hal ini juga dapat membantu anak dalam jangka panjang karena dia merasa bisa memegang kontrol sepenuhnya terhadap hidup yang dijalani.
4. Fokus pada Kelemahan Anak
Kenali hal apa yang menjadi kelemahan anak dan bagian mana yang perlu dikembangkan darinya. Lihat hal apa yang kurang, misal pada percaya diri atau keberanian, lalu kemudian tumbuhkan hal itu. Dengan mengetahui dan menyadari kelemahan yang dimiliki anak, maka akan lebih mudah untuk menyingkirkan masalah yang telah dan akan muncul.
Â
5. Bantu Lupakan Sepenuhnya
Tahap penyembuhan paling akhir yang bisa dibantu oleh orangtua adalah dalam membantu anak melupakan trauma yang dialaminya. Hal ini membutuhkan kesabaran dari orangtua untuk membimbing anak secara perlahan dan kadang butuh upaya ekstra seperti pindah rumah, sekolah, atau hal lainnya. Buat anak tidak terikat dengan kejadian buruk yang pernah dia alami di masa lampau.
Penulis:Â Rizky Wahyu Permana/Merdeka.com
Advertisement