Cegah Penyebaran Virus Flu Burung di Peternakan Ayam Petelur

Peternakan ayam petelur punya solusi mencegah penyebaran virus flu burung.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 21 Jun 2019, 16:00 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2019, 16:00 WIB
20161130-Produksi-Telur-Ayam-FF1
Biosekuriti 3-zona di peternakan ayam petelur mencegah penyebaran virus flu burung. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Lampung Peternakan ayam petelur, khususnya di Lampung berupaya keras mencegah penyebaran virus flu burung. Penerapan biosekuriti 3-zona menjadi solusi cerdik agar ayam-ayam petelur terhindar dari virus flu burung.

“Indonesia adalah salah satu kantung/hotspot penyakit zoonosis dan PIB di Kawasan Asia, terutama setelah merebaknya wabah Avian Influenza (AI)/flu burung pada tahun 2003,” ujar Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Fadjar Sumping Tjatur Rasa dalam keterangan rilis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Jumat (21/6/2019).

Peternak ayam petelur di Lampung meraih prestasi yang ditorehkan oleh Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Petelur Nasional/PPN Lampung dalam penerapan biosekuriti 3-zona. Sebagian besar peternakan ayam petelur sudah menerapkan biosekuriti 3-zona untuk mencegah penyebaran virus flu burung.

“Peternak ayam petelur (layer) di Lampung memiliki kesadaran yang tinggi untuk mencegah menyebarnya virus (salah satunya flu burung) atau penyakit yang berasal dari unggas, yaitu menerapkan biosekuriti 3-zona secara ketat di peternakan,” jelas Ketua PPN Jenni Soelistiani.  

Biosekuriti 3-zona rupanya tidak hanya mencegah penyebaran virus flu burung, melainkan bermanfaat dalam hal produksi telur. Produksi telur rata-rata meningkat 10 persen per bulan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Pengurangan Penggunaan Antibiotik

Peternak di Depok Ungkap Penyebab Tingginya Harga Telur Ayam
Manfaat biosekuriti 3-zona, pengurangan antibiotik. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Jenni menambahkan, beberapa peternakan ayam petelur unggulan di Lampung juga mendapatkan sertifikat NKV (Nomor Kontrol Veteriner), yang dikeluarkan Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Lampung. Sertifikat itu menegaskan, proses produksi telur telah memenuhi standar higienis dan sanitasi, berkualitas tinggi, bebas dari residu antibiotik dan siap ekspor.

Hasil kajian Organisasi Pangan Dunia (FAO) memperlihatkan, penerapan biosekuriti 3-zona di peternakan ayam petelur akan mengurangi penggunaan antibiotik secara signifikan sebesar 40 persen dan desinfektan--zat  membunuh bibit penyakit--sebesar 30 persen.

“Biosekuriti 3-zona harus menjadi standar di peternakan ayam petelur dalam menghasilkan produksi yang maksimal dan bebas dari penyakit zoonosis, terutama virus flu burung,” ungkap FAO EPT-2 Chief Technical Adviser, Luuk Schoonman.


Tiga Zona

Harga Telur Ayam Mulai Merangkak Turun di Pasar Minggu
Biosekuriti 3-zona peternakan ayam petelur. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Konsep biosekuriti peternakan terbagi menjadi tiga wilayah, yaitu zona merah, kuning, dan hijau. Zona merah berada di area luar peternakan yang menjadi batas antara media kontaminan dan peternakan.

 Zona kuning untuk sterlisasi orang yang memasuki peternakan. Sebelum masuk ke peternakan, orang tersebut harus mandi dan berganti baju kerja serta alas kaki. 

Zona hijau adalah lokasi peternakan dan pekerja/individu yang sudah steril.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya