Liputan6.com, Jakarta - Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti diabetes masih menjadi masalah di Indonesia. Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengatakan, banyak masyarakat yang masih belum mengetahui mengenai angka gula darah yang ideal.
"Senang sekali orang Indonesia kalau ditanya (tentang gula darah), 'gula darah saya bagus lho,' berapa?, '300,'" kelakar Nila dalam pemaparannya di kegiatan paparan publik Pencerah Nusantara di Jakarta pada Rabu (17/7/2019).
Baca Juga
"Ini angka makin naik makin bagus atau angka turun makin baik, saya bengong juga," kata Nila menambahkan. Dia juga sempat mengungkapkan bahwa seorang pemimpin negara menyatakan bahwa meski angka gula darahnya mencapai 600 tapi dia masih baik-baik saja.
Advertisement
Mendengar itu Nila mengatakan: "Itu karena Tuhan masih sayang, pak. Coba kalau Tuhan minta dinaikkan sedikit, pasti sudah di surga."
Maka dari itu, apabila ini tidak ditanggulangi, diabetes bisa menjadi 'emak' dari berbagai penyakit. Salah satunya adalah gagal ginjal. Dia mengatakan bahwa tidak mungkin pemerintah dan rumah sakit terus menerus menyediakan alat hemodialisis untuk cuci darah.
"(Kalau seperti itu) artinya jadi kita mengharapkan orang sakit ginjal terus."
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Kebiasaan Makan yang Buruk
Nila mengatakan bahwa pola makan orang Indonesia masih banyak yang kurang baik. Kebiasaan semacam inilah yang juga menjadi pemicu tingginya angka PTM seperti diabetes melitus.
Salah satu yang umum dilakukan adalah mengonsumsi mi dengan nasi. Kebiasaan ini bahkan diungkapnya banyak dilakukan sejak usia sekolah.
"Proteinnya mana, karbohidrat semua saking sukanya sama mi," kata Nila.
"Jadi terus terang agak saya larang mie instan di rumah. Kalau perlu banget. Kalau lagi pilek biasanya memang enak mi rebus," Nila berseloroh. Sehingga, perubahan perilaku menjadi salah satu kunci untuk mencegah penyakit semacam ini terjadi.
Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan adanya kenaikan PTM di Indonesia. Secara khusus, angka diabetes melitus sejak 2013. Yang sebelumnya 6,9 persen menjadi 8,5 persen. Indeks Pembangunan Kesehatan 2018 juga menemukan bahwa skor penilaian PTM di seluruh Indonesia mengalami penurunan atau memburuk.
Advertisement