Liputan6.com, Jakarta - Pemalas. Kata itu langsung keluar dari mulut calon Paskibraka Nasional 2019 asal Papua, Carolus Keagop Kateyau, saat ditanya tentang dirinya.
"Kalau di rumah, di Timika, kalau disuruh-suruh pasti enggak mau. Pasti sekali enggak mau," kata Carolus kepada Diary Paskibraka Liputan6.com di PP-PON Kemenpora, Cibubur, Jakarta Timur.
Baca Juga
Apalagi, lanjut Carolus, di kala dia sedang pegang ponsel. Bisa-bisa perintah dari ayah dan ibunya akan dia abaikan. "Kecuali, kalau handphone-nya sudah tidak ada. Pasti mau disuruh-suruh," Carolus menekankan.
Advertisement
Menurut anggota Paskibraka Nasional 2019 yang bersekolah SMA YPPK Teruna Bakti, sifat buruk tersebut yang justru mendorongnya untuk menjadi pasukan pengibar bendera.Â
"Kenapa mau ikut Paskibraka, saya ingin diubah hidupnya. Dari yang pemalas, mungkin kalau ikut Paskibraka bisa diubah hidupnya," kata Carolus.Â
"Bisa lebih taat, lebih turut, dan lebih patuh kepada orangtua," dia melanjutkan.
Baca juga: Paskibraka Nasional 2019 Putri Batal Pakai Celana Panjang?
Â
Â
Â
Simak Video Menarik Terkait Paskibraka Nasional
Kebiasaan Baik Selama di Asrama Paskibraka Nasional 2019
Carolus sudah lebih dari dua minggu berada di Cibubur untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan pasukan pengibar bendera pusaka (Diklat Paskibraka).Â
Selama kurun waktu tersebut, Carolus merasa sudah cukup banyak perubahan yang dia alami.Â
Kebiasaan bangun pagi, misalkan. Paskibraka Nasional 2019 ini mengaku sudah bisa bangun sendiri tanpa harus dibangunkan sama pembina.Â
Begitu juga dengan mencuci pakaian sendiri. Selama di asrama, Carolus menjadi terbiasa mencuci serta merapikan pakaian-pakaian yang hendak dia kenakan.Â
"Perubahan besar yang saya rasakan, ketika pelatih menugaskan saya di salah satu posisi di pasukan delapan, saya berani untuk melakukan itu. Tidak malas-malas. Tidak malu melakukannya meskipun masih ada banyak kesalahan," katanya.Â
Â
Advertisement
Semua Posisi di Diklat Paskibraka Nasional 2019 Dia Coba
Selama latihan, sudah banyak posisi yang dicoba sama Carolus. Mulai dari Komandan Kelompok (Danpok) 17, penggerek, dan pengibar. Yang paling sering adalah jadi penggerek.Â
Dia sendiri yang memilih posisi tersebut. Setiap kali Carolus, Wisko, dan Gusnadi diminta pelatih untuk mencoba jadi tim pengibar, dia memilih untuk jadi penggerek.Â
"Kami langsung diskusi, siapa yang mau danpok, penggerek, dan pembentang. Saya pilih penggerek saja," kata Paskibraka Nasional 2019 yang mengaku lebih menguasai materi jadi penggerek.
Kini, Carolus bertekad agar kebiasaan baik selama di asrama bisa bertahan sampai dia kembali ke rumah. Dia pun berjanji, tidak lagi jadi anak malas.Â
"Saya usahakan perilaku di sini saya pertahankan," ujarnya.