Liputan6.com, Semarang Nyamuk Aedes aegypti mengandung bakteri wolbachia bisa menurunkan kasus demam berdarah dengue (DBD). Hal ini disampaikan peneliti World Mosquito Program (WMP) dokter Adi Utarini.
Menurut Utarini, wolbachia adalah bakteri yang terdapat di dalam tubuh serangga.
Baca Juga
"Sekitar 60 persen bakteri tersebut ada ngengat, lalat, capung, dan kupu-kupu," kata Utarini di Seminar Hari Pengendalian Nyamuk di Semarang, Jawa Tengah beberapa hari lalu.
Advertisement
Kehadiran bakteri wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue yang ada di tubuh nyamuk Aedes aegypti. Ketika nyamuk Aedes aegypti jantan mengandung wolbachia kawin dengan nyamuk Aedes aegypti betina tidak ber-wolbachia, maka akan melumpuhkan virus dengue, penyebab seseorang sakit DBD. Sehingga, tidak akan menular ke manusia.
"Jika yang berwolbachia itu nyamuk betina kawin dengan nyamuk jantan yang tidak berwolbachia maka seluruh telurnya akan mengandung wolbachia," tutur Utarini seperti dikutip rilis dari Kementerian Kesehatan RI ditulis Sabtu (24/8/2019).
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Kasus DBD Turun 74 Persen
WMP telah melakukan penelitian tentang efektivitas bakteri wolbachia sejak 2011. Penelitian tersebut didukung Yayasan Tahija.
Penelitian dilakukan melaui fase persiapan dan pelepasan Aedes aegypti ber-wolbachia dalam skala terbatas pada 2011 hingga 2015. Setelah itu, dilakukan fase pelepasan nyamuk berskala luas untuk mengukur dampaknya.
Fase tersebut salah satunya dilakukan di Kota Yogyakarta. Hasilnya, terjadi penurunan kasus dengue sebesar 74 persen seperti disampaikan Utarini.
Menurutnya, inovasi pengendalian vektor seperti ini merupakan yang dibutuhkan saat ini. Apalagi mengingat, setiap tahunnya diprediksi sekitar 390 juta orang di seluruh dunia terkena DBD berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
Â
Advertisement