5 Kecamatan di Jakarta dengan Kasus DBD Tertinggi

Ada lima kecamatan di Jakarta dengan kasus demam berdarah dengue (DBD) tertinggi

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 29 Jan 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2019, 18:00 WIB
20160209-Pasien DBD-Depok-Yoppy Renato
Ilustrasi pasien DBD (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta Ada lima kecamatan di Jakarta dengan kasus demam berdarah dengue (DBD) tertinggi. Angka tersebut dilihat berdasarkan incident rate (IR) masing-masing wilayah.

"Kecamatan yang paling tinggi IR kasus DBD ada di Kecamatan Jagakarsa dengan IR 19,27 per 100.000 penduduk," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Widyastuti saat ditemui di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, ditulis Selasa, (29/1/2019).

Di bawah Kecamatan Jagakarsa, IR DBD tertinggi meliputi Kecamatan Kalideres sebesar 16,94 per 100.000 penduduk, Kecamatan Kebayoran Baru 16,54 per 100.000 penduduk, Kecamatan Pasar Rebo 13,93 per 100.000 penduduk, dan Kecamatan Cipayung 13,57 per 100.000 penduduk.

"Kami menggunakan perhitungan IR, bukan jumlah total kasus DBD. Tujuannya supaya parameter pengukurannya sama, yaitu dibandingkan dengan 100.000 penduduk," ucap Widyastuti.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Alasan DBD di Jagakarsa Tinggi

Nyamuk
Ilustrasi Foto Nyamuk (iStockphoto)

Tingginya kasus DBD di Kecamatan Jagakarsa, salah satunya karena intensitas hujan dan kelembapan yang tinggi.

"Faktor utama intensitas hujan dan kelembapan tinggi itu sudah pasti. Datanya juga kan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)," jelas Widyastuti.

Wilayah Jakarta Selatan, yang juga di dalamnya termasuk Kecamatan Jagakarsa memang punya intensitas hujan dan kelembapan tinggi. Bahkan kasus DBD di Jakarta Selatan sendiri mencapai 231 kasus.

Tim surveilans Dinas Kesehatan DKI Jakarta menemukan, banyak lahan kosong di lokasi tersebut.

"Di daerah itu banyak lahan kosong yang pemiliknya tidak jelas. Lahan kosong tak bertuan," ungkap Widyastuti.

Lahan kosong tanpa pemilik kian lama menjadi tempat penampungan air. Tak ayal, tempat itu jadi lokasi favorit biak nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus DBD.

Tim Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta pun bekerja sama dengan lurah setempat untuk menutup lokasi (lahan kosong) yang bisa menjadi tempat penampungan air.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya