Malas Bergerak Sebabkan Pria Ini Nyaris Meninggal Dunia

Inilah pentingnya Anda untuk rajin bergerak

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 30 Sep 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2019, 07:00 WIB
Malas
Ilustrasi bermalas-malasan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Aktif bergerak menjadi salah satu strategi agar tubuh tetap sehat. Itulah yang dipelajari oleh seorang mahasiswa 21 tahun di Zheijiang, Tiongkok, usai nyaris meninggal gara-gara malas gerak.

8 September lalu, pemuda yang disebut Ah Wah itu sedang berbaring sambil bermain ponsel di tempat tidur asramanya pada jam 11 malam. Tiba-tiba, dia merasakan dadanya tertekan hingga tak bisa bernapas.

Teman-temannya segera memanggil ambulans. Namun, pria dengan berat badan 90 kilogram itu kehilangan kesadaran.

Dikutip dari World of Buzz pada Minggu (29/9/2019), Ah Wah ternyata mengalami serangan jantung dan pernapasan. Pria itu awalnya terbangun setelah diberikan pertolongan CPR. Namun tak lama, jantungnya berhenti berdetak lagi dengan tekanan darah yang sangat rendah.

Para dokter menemukan bahwa Ah Wah mengalami penggumpalan darah di arteri pulmonalis sehingga saluran keluar jantungnya terhambat. Segera, dia diselamatkan dengan memberikan obat antikoagulan.

 

Emboli Paru-Paru

Malas gerak (iStockphoto)
Malas gerak (iStockphoto)

Tim medis mengatakan bahwa ada kemungkinan Ah Wah mengalami emboli paru-paru. Kondisi itu dicurigai akibat dari gaya hidup pria muda tersebut yang tidak aktif.

"Menetap, tidak aktif, laju aliran darah akan terhambat, pembuluh darah rentan terhadap trombosis, lebih banyak gumpalan darah, begitu masuk ke arteri paru-paru, akan menyebabkan emboli paru," kata Kepala ICU, Wang Lingcong dikutip dari Sohu.

Wang mengatakan, emboli paru bisa sangat mematikan dan angka kematiannya mencapai 80 persen.

Ah Wah menceritakan bahwa pergelangan kakinya sempat terkilir sebulan yang lalu dan dokter memintanya beristirahat. Namun, hal itu dijadikannya alasan untuk tidak bergerak karena malas. Bahkan, kerap kali ia meminta dibelikan makanan pada teman-temannya. Sepanjang hari, Ah Wah hanya belajar dan bermain gim.

Beruntunglah, Wang tidak hanya memberikan bantuan medis tapi juga psikologis. Setiap hari, dia menemui pemuda itu dan mengobrol atau memberikan bantuan pada pelajaran matematikanya. Tidak lupa, dia meminta Ah Wah untuk berolahraga lebih sering jika sudah sembuh.

"Saya harus menurunkan berat badan setelah meninggalkan rumah sakit," kata Ah Wa kepada media setempat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya