Liputan6.com, Jakarta Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Human Behavior, kenangan positif dapat membuat hormon kortisol atau hormon stres beristirahat. Peningkatan kadar hormon stres ini kerap dikaitkan dengan berbagai penyakit, mulai dari bertambahnya berat badan hingga penyakit jantung.
Mauricio Delgado, PhD, profesor psikologi di Rutgers University mencoba menunjukkan regulasi meningkatkan emosi positif melalui mengingat ingatan positif. Dalam penelitiannya, Delgado dan rekan penulisnya, Megan Speer meminta partisipan untuk terjun ke dalam air es dan memikirkan kenangan bahagia.
Baca Juga
Hasil penelitian menemukan bahwa partisipan yang mengingat kembali kenangan bahagia mempunyai penahan atau penyangga yang dapat melawan peningkatan kadar hormon kortisol.
Advertisement
Tak berhenti sampai disitu, para penulis mengulangi percobaan dengan kelompok sukarelawan yang berbeda dengan memindai otak mereka. Hasil pemindaian mengungkapkan bahwa mereka yang memikirkan kenangan bahagia mengalami peningkatan aktivitas di bagian otak yang terkait dengan regulasi emosi dan kontrol kognitif (area yang ditekan oleh stres akut).
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Perlu penelitian lanjutan
Namun, Delgado menyebut masih perlu penelitian lebih lanjut tentang ingatan bahagia yang lebih spesifik seperti apa yang dapat membantu melawan stres.
“Gagasannya adalah bahwa beberapa peristiwa positif yang paling berkesan cenderung melibatkan orang-orang yang dekat dengan kita,” kata Delgado, melansir laman Health.
Menurut Delgado kenangan bahagia yang kita punya cenderung didapat saat melakukan interaksi dengan orang-orang yang dekat dengan kita.
“Kami sebelumnya telah menunjukkan bahwa interaksi dengan orang-orang yang dekat dengan kita cenderung mengatur rangkaian penghargaan. Jadi ada interaksi menarik antara penghargaan, ingatan, dan sistem sosial yang sudah dijalani,” kata Delgado.
Sementara itu, cobalah untuk mengingat kembali kenangan bahagia saat stres melanda. Ini karena mengingat kembali kenangan bahagia dapat membantu menghentikan kenaikan kadar hormon kortisol penyebab stres.
Penulis: Winda Nelfira
Advertisement