Liputan6.com, Jakarta Hujan sudah terjadi sejak malam tahun baru hingga hari pertama di 2020 di sebagian wilayah Pulau Jawa yang membuat beberapa titik banjir. Ternyata kondisi ini belumlah puncak dari musim penghujan.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati beberapa waktu lalu mengungkapkan curah hujan diprediksi sepanjang 2020 cenderung sama dengan pola normal klimatologinya yaitu tidak ada anomali.
Baca Juga
Dalam pemaparannya di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur pada Senin awal pekan ini, Dwikorita mengatakan bahwa awal musim hujan sudah dimulai pada November 2019 secara bertahap.
Advertisement
"Kemudian pada 2020, curah hujan akan semakin meningkat menjadi lebih tinggi pada bulan Januari sampai Maret," kata Dwikorita dalam kegiatan konferensi pers Kaleidoskop Bencana 2019 dan Outlook Bencana 2020.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Capai Puncak Pada Februari dan Maret
Dwikorita mengatakan, BMKG memprediksikan curah hujan akan mencapai puncaknya di bulan Februari dan Maret.
"Ini tidak serentak di seluruh Indonesia jadi secara bertahap," kata Dwikorita.
"Secara bertahap mulai tinggi di bulan Januari sampai Maret, terutama di bagian selatan pulau Sumatera, pulau Jawa hingga Nusa Tenggara, Kalimantan bagian Tengah, Sulawesi, dan Papua," tambahnya.
Sementara itu, untuk musim kemarau di 2020 diperkirakan juga mirip dengan kondisi normal dan dimulai pada April hingga Oktober secara bertahap. Terutama di wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
"Meskipun musim hujan bulan Januari sampai Maret, waspada di wilayah Aceh dan Riau. Di situ mengalami musim kemarau yaitu di bulan Februari sampai Maret. Artinya waspada kekeringan dan kebakaran lahan," tambahnya.
Advertisement