Tips Menjaga Bayi agar Tidak Tertular COVID-19

Kedua balita tersebut diketahui tertular berdasarkan penelusuran kontak dengan pasien yang telah diumumkan positif mengidap Covid-19. Keduanya tertular orangtua mereka yang juga terkena penyakit tersebut.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 17 Mar 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2020, 19:00 WIB
Ilustrasi bayi (iStockphoto)
Ilustrasi bayi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Di London, Inggris, bayi baru lahir didiagnosis positif virus corona (COVID-19) semenit setelah lahir dari wanita yang terinfeksi virus tersebut.

Mengutip The sun, beberapa hari sebelum kelahiran, wanita tersebut telah dirawat di rumah sakit karena gejala pneumonia. Ia dinyatakan positif mengidap COVID-19 setelah bayinya lahir di rumah sakit North Middlesex di Enfield, London Utara.

Bayi tersebut kini dirawat di rumah sakit, sedangkan ibunya ditransfer ke rumah sakit khusus penyakit menular.

Masih belum diketahui kapan sang bayi tertular COVID-19. Entah saat masih di dalam kandungan atau saat kontak dengan udara luar atau saat menelan cairan ketuban atau karena faktor lainnya. Karena hingga saat ini masih belum ada penelitiannya.

Di Indonesia sendiri saat ini ada pasien 49 dan 54 merupakan laki-laki dengan usia 3 tahun dan 2 tahun.

Kedua balita tersebut diketahui tertular berdasarkan penelusuran kontak dengan pasien yang telah diumumkan positif mengidap Covid-19. Keduanya tertular orangtua mereka yang juga terkena penyakit tersebut.

"Orang tuanya yang sakit, anak yang kena," kata Jubir pemerintah untuk virus Corona, Achmad Yurianto beberapa waktu lalu.

Menurut profesor Kedokteran Preventive Medicine and Infectious Diseases di Vanderbilt University School of Medicine, William Schaffner, bayi memang bisa terinfeksi virus saat atau segera setelah lahir."

"Beberapa infeksi memang bisa ditularkan antara ibu ke bayinya melalui plasenta saat bayi masih di dalam kandungan, atau dari cairan tubuh saat melahirkan. Contohnya virus Zika, yang masih satu keluarga dengan virus corona, bisa menularkan virus ke bayi baru lahir baik di dalam rahim ataupun saat melahirkan," menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Saat bayi terinfeksi virus zika di dalam rahim, bisa menyebabkan microcephaly dan cacat otak parah, ujar CDC.

Namun dalam kasus bayi di Inggris, ia dites positif COVID-19 setelah 36 jam kelahiran. Artinya, belum bisa dipastikan juga apakah transmisinya terjadi di dalam rahim.

Mengikuti kabar tersebut, peneliti menganalisis sampel dari 9 orang wanita hamil 36-39 minggu kehamilan yang positif COVID-19 dan sedang dirawat di Wuhan, China. Semuanya lahir sesar. Untuk mengetahui cara transmisi virus dari ibu ke bayinya, tim melihat sampel cairan ketuban, darah tali pusat, ASI dan sampel dari tenggorokan bayi baru lahir.

Tak satupun dari sampel tersebut dites positif COVID-19, dan keduanya, ibu dan bayinya selamat, menurut studi yang dirilis 12 Februari di jurnal The Lancet.

Yang jadi pertanyaan adalah, bagaimana keadaan bayinya? Apakah bayinya akan sakit? Apakah bayinya mengalami pneumonia juga?

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Waspadai gejala virus corona pada anak

Perlindungan Terhadap Penyakit, Pahami Pentingnya Menjaga Sistem Imun Anak
Perlindungan Terhadap Penyakit, Pahami Pentingnya Menjaga Sistem Imun Anak

Anak-anak yang terinfeksi virus corona kebanyakan mengalami gejala ringan. Namun datanya juga masih belum mencukupi untuk menyatakan bayi akan mengalami hal yang sama.

"Bayi baru lahir sangat rentan, dan mungkin mereka dikecualikan dari aturan umum tersebut karena mereka sangat rentan," ujar Scaffner.

Walaupun wanita hamil berisiko lebih tinggi tertular infeksi pernapasan dan mengidap gejala yang parah, namun belum tentu itu adalah kasus virus corona, menurut laporan pada akhir Februari oleh WHO-China. Dari 149 wanita hamil yang konfirmasi atau suspected COVID-19, hanya 8% yang mengalami gejala parah dan hanya 1 % yang kondisinya kritis.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan oleh ibu yang masih memiliki bayi yaitu:

1. Periksa kesehatan

Klinik dan rumah sakit saat ini mungkin dipenuhi oleh penderita COVID-19, yang tentunya membuat Anda enggan membawa si kecil untuk kontrol kesehatan.

Namun, pemerintah Australia mengumumkan ketentuan khusus untuk ibu dan bayi baru lahir, yaitu untuk berkonsultasi melalui telepon atau video call. Yang perlu Anda lakukan yaitu menjaga kesehatan Anda dan bayi Anda agar jangan sampai kalian membutuhkan perawatan medis.

2. Jaga Kebersihan

Biasakan diri mempraktikkan hidup sehat, salah satunya dengan mencuci tangan baik Anda maupun bayi. Hindari kontak dekat dengan orang lain, batuk dan bersin ditutupi siku atau tisu, dan hindari menyentuh mata, hidung dan mulut.

Karena bayi sering memasukkan tangannya ke mulut, selalu cuci wajah dan tangan bayi, serta bersihkan seluruh permukaan dan benda yang bisa mereka raih.

3. Jangan pergi ke 'daycare' dulu

Ini karena bayi dan anak-anak memiliki sistem imun yang belum matang namun kontak sangat dekat antara satu dengan yang lainnya. Mereka bisa saja bertukar liur dari mainan. Jadi, sebaiknya jangan titipkan si kecil di day care dulu untuk saat ini. Jika terpaksa, cuci tangan dan wajah mereka, ganti bajunya, lalu cuci tangan Anda, sebelum memberi si kecil pelukan hangat Anda.

4. Tepati waktu mendapatkan vaksin

Vaksin dasar adalah hal paling efektif dalam menjaga bayi tetap sehat.

5. Beri ASI

ASI mengandung banyak zat yang membantu mencegah dan melawan infeksi, artinya mengurangi kebutuhan berobat atau dirawat di rumah sakit. Ini sangat direkomendasikan untuk bayi hingga bayi minimal berumur 6 bulan dan melanjutkan menyusui namun ditambah dengan makanan pendamping.

Jika Anda memberi susu formula, sangat mudah bagi bakteri untuk hinggap di botol saat Anda mempersiapkan susu. Maka dari itu, berhati-hatilah saat menyiapkan susu formula.

Artinya selalu cuci tangan sebelum menyiapkan susu, cuci botol dengan benar, sterilisasi botol setiap setelah digunakan, dan campurkan susu formula dengan air hangat. Pastikan suhunya tidak terlalu panas untuk bayi.

Bahkan jika sedang menyusui dan terinfeksi COVID-19, Anda masih diharuskan menyusui. Ini karena virus tidak ditemukan di ASI. Namun, Anda harus memakai masker saat menyusui, mencuci tangan sebelum menyusui dan setelah kontak dengan bayi, dan membersihkan serta mendesinfeksi permukaan dan benda lain akan membantu mencegah bayi Anda tertular.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya