Jalani Ramadan di Tengah Pandemi COVID-19, Ini Tips agar Tetap Sehat dari WHO

Berikut ini beberapa panduan WHO agar tetap sehat meski menjalankan ibadah Ramadan di tengah pandemi COVID-19

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 25 Apr 2020, 05:22 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2020, 09:00 WIB
Ilustrasi Ramadan
Ilustrasi Ramadan (sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta World Health Organization (WHO) mengeluarkan sebuah panduan bagi umat Muslim agar tetap aman selama melakukan ibadahnya di masa Ramadan di tengah pandemi COVID-19.

Salah satu yang tertera dalam edaran tersebut adalah agar tetap sehat meski menjalani puasa di bulan Ramadan di tengah pandemi COVID-19. Berikut ini ringkasan isinya:

1. Puasa di Tengah Pandemi

Dalam edarannya, WHO menyatakan bahwa tidak ada penelitian terkait risiko infeksi COVID-19 ketika seseorang berpuasa.

"Sehingga orang yang sehat boleh tetap berpuasa selama Ramadan seperti tahun-tahun sebelumnya," tulis WHO seperti dikutip dari panduan resminya pada Kamis (23/4/2020).

Sementara itu, bagi pasien COVID-19, WHO meminta mereka berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter, seperti yang dilakukan apabila memiliki penyakit lainnya.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Hindari Rokok dan Tetap Aktif

Sepatu Olahraga Sepatu Lari
Ilustrasi Foto Sepatu Olahraga (iStockphoto)

2. Tetap Aktif Secara Fisik

Terkait aktivitas fisik, WHO tetap meminta agar masyarakat selalu bergerak, menjaga jarak fisik, kebersihan tangan selama olahraga. Sebagai pengganti kegiatan di luar ruangan, WHO lebih mendorong kegiatan fisik dalam ruangan dan kelas daring.

Selain itu, mereka juga mengingatkan warga pentingnya nutrisi dan hidrasi yang penting selama bulan Ramadan.

"Orang harus makan bervariasi dan makanan segar yang tidak diproses setiap hari serta tetap minum air putih," tulis Badan Kesehatan Dunia tersebut.

3. Hindari Rokok dan Tembakau

WHO juga tidak merekomendasikan penggunaan rokok atau tembakau saat berpuasa karena risiko penyakit seperti COVID-19 akan meningkat.

"Perokok yang sering merokok mungkin memiliki telah memiliki penyakit paru-paru atau kapasitas paru-paru yang berkurang, sehingga sangat meningkatkan risiko penyakit serius dari COVID-19."


Jaga Kesehatan Mental

Keutamaan Puasa Ramadan
Berdoa / Sumber: iStockphoto

4. Menjaga Kesehatan Mental

Terkait kesehatan mental dan psikososial, WHO meyakinkan bahwa meski dilaksanakan dalam situasi yang berbeda, orang beriman tetap bisa berefleksi, berdoa, berbagi, dan saling peduli dengan menjaga jarak.

"Pastikan keluarga, teman, dan lansia terlibat dalam jarak fisik yang perlu dipertimbangkan," tulis WHO. Mereka juga merekomendasikan untuk berinteraksi secara digital dengan orang lain.

"Menawarkan doa khusus bagi orang sakit, bersama pesan harapan dan kenyamanan, adalah cara untuk menjalankan Ramadan sembari menjaga kesehatan masyarakat," tulis mereka.

5. Waspada Terhadap Kekerasan dalam Rumah Tangga

Kekerasan Dalam Rumah Tangga menjadi salah satu sorotan semenjak pembatasan berkegiatan di luar rumah dijalankan oleh banyak negara.

Maka dari itu, WHO meminta agar masyarakat tetap memperhatikan dan tanggap terhadap situasi kekerasan pada perempuan, anak, dan orang termarjinalkan yang rentan terjadi ketika orang berkegiatan dalam rumah.

"Para pemimpin agama dapat secara aktif berbicara menentang kekerasan dan memberikan dukungan atau mendorong korban untuk mencari bantuan."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya