Orangtua atau Anak, Siapa Lebih Rentan Stres Selama di Rumah Aja?

Lebih dari sebulan kita bekerja dan belajar dari rumah. Lalu, dalam kehidupan keluarga siapa yang lebih rentan stres selama di rumah aja?

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Mei 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2020, 12:00 WIB
Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta Pandemi COVID-19 membuat kita sudah lebih dari satu bulan di rumah aja guna meminimalisasi terinfeksi virus Corona. Kondisi terus berada di rumah, baik bekerja dan belajar, rentan membuat orangtua dan anak jadi stres.

Menurut psikolog Agustina Twinky Indrawati, saat orangtua bekerja dari rumah punya banyak tantangan. Yakni bekerja, mengurus rumah tangga, juga dituntut untuk mendampingi anak yang belajar di rumah.

"Work from home, orang biasanya tambah stres apalagi anak-anak mereka karena di rumah enggak keluar. Untuk anak-anak yang kelas 4 SD ke atas pendampingan orang tua tidak terlalu intens, tapi kalau yang kecil-kecil itu kan orangtua harus mendampingi," jelas Twinky seperti mengutip Antara, Jumat (8/5/2020).

Saat sekolah dari rumah, ada beberapa anak yang tidak menyukai belajar online. Jika pun diminta di depan laptop atau komputer mendengarkan penjelasan guru, anak malah lari atau tiduran.

"Kalau lagi online dia lari, otomatis kan orangtua harus belajar duluan sama gurunya nanti diterapkan ke anaknya dan itu enggak semua orang tua bisa," lanjutnya.

 

Saksikan juga video berikut ini:

Orangtua yang Biasa Mendampingi Anak Belajar Tidak Terlalu Stres

Masa Belajar di Rumah Diperpanjang hingga 19 April
Orang tua mengajari anaknya belajar di rumah di kawasan Cinere, Jakarta, MInggu (5/4/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang kegiatan belajar dari rumah bagi pelajar di Jakarta hingga 19 April 2020. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menurut Twinky, orangtua yang tidak terbiasa mendampingi anak dalam proses belajar lebih rentan stres. Sebab fokus harus terbagi antara bekerja, menemani belajar dan juga mengurus rumah tangga. Orangtua yang stres, akan membawa pengaruh kepada anak sebab nantinya anak akan terus dimarah.

"Kelihatannya akan sama-sama stres karena anak akan dimarahin terus. Orangtua juga stres karena harus ngajarin anaknya. Kalau orangtuanya lebih bisa menerima dan memandang ini sebagai hal yang lebih positif, saya kira enggak akan stres," kata Twinky.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya