Liputan6.com, Jakarta Secara global, kanker usus masuk dalam jajaran tiga kanker terbanyak yang diidap penduduk dunia. Sebenarnya, bila kanker usus bisa dideteksi dini, penyakit ini bisa diobati dan angka harapan hidup tinggi.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan Ari Fahrial Syam menyebutkan bila kasus kanker usus ditemukan di tahap awal maka harapan hidup lima tahun sekitar 92 persen.
Baca Juga
"Sebaliknya jika kanker usus ini ditemukan pada stadium IV/lanjut maka harapan hidup 5 tahunnya hanya tinggal 12 persen," kata Ari dalam pesan yang diterima Health-Liputan6.com.
Advertisement
Dokter yang mendalami masalah saluran pencernaan ini menyebutkan bahwa gaya hidup menjadi salah satu penyebab angka kasus kanker usus tinggi di masyarakat. Selain itu, faktor genetik juga punya faktor risiko tapi tetap gaya hidup yang punya peran utama.
Beberapa faktor risiko yang telah teridentifikasi dan konsisten dalam berbagai penelitian termasuk penelitian di Indonesia adalah diet tinggi daging merah serta daging olahan serta kurang makan sayur dan buah.
Selain itu, rokok juga punya peran menyebabkan seseorang lebih berisiko terkena kanker usus. "Beberapa kasus kanker usus yang saya temukan bukan pada perokok tapi orang terdekat dan sekitarnya merokok sehingga mereka yang terkena kanker usus besar tersebut merupakan perokok pasif.
Faktor Risiko Lain
Beberapa faktor risiko lain adalah kegemukan, kurang bergerak dan minum alkohol. Ada beberapa faktor risiko yang tidak bisa berubah adalah umur. Seseorang yang berumur 50 tahun bisa melakukan skrining kanker usus .
Selain itu, faktor genetik juga punya peran meningkatkan risiko terkena kanker usus. Faktor genetik berupa riwayat kanker atau polip usus pada keluarga, riwayat penyakit radang usus kronis (inflammatory bowel disease/IBD) sebelumnya, riwayat penyakit kencing manis/diabetes mellitus merupakan faktor risiko yang juga harus diantisipasi seperti disampaikan Ari.
Advertisement