Jubir COVID-19: New Normal Bukan Euforia Seakan-akan Kita Bebas

Jubir COVID-19 menegaskan, New Normal bukan euforia, yang seakan-akan kita bebas sepenuhnya.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 01 Jun 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2020, 13:00 WIB
Achmad Yurianto
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia, Achmad Yurianto saat konferensi pers Corona di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (26/5/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mencatat 102 kabupaten/kota aman dari COVID-19 dan siap menjalankan New Normal. Meski begitu, masyarakat harus tetap mematuhi protokol kesehatan. Hal ini sebagai upaya agar penularan tidak terjadi.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia, Achmad Yurianto menegaskan, protokol kesehatan tetap harus dijalankan di semua tempat. Bukan berarti adanya New Normal itu bebas dari segala aturan.

"Untuk kita pahami, New Normal tidak menjadi suatu euforia baru. Bahwa kenormalan baru ini seakan-akan membebaskan kita untuk kembali beraktivitas seperti sebelum kejadian COVID-19. Kita harus berhati-hati bergerak, produktif namun tetap aman dari COVID-19," tegas Yuri saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, kemarin (31/5/2020).

"Ini yang menjadi perhatian penting yang harus sama-sama kita cermati. Kemudian kita tindak lanjuti. Dengan cara inilah kita akan menjadi bangsa yang tetap produktif namun aman dari COVID-19."

Aman dari COVID-19

Jakarta Menuju Kenormalan Baru
Pengguna bus Transjakarta menggunakan masker di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (27/5/2020). Pemerintah akan mengerahkan personel TNI/Polri guna memastikan masyarakat menerapkan protokol kesehatan diantaranya menggunakan masker, jaga jarak, dan hindari kerumunan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Yuri menambahkan, New Normal merupakan cara hidup yang baru. Sebagai negara yang produktif namun harus dengan paradigma yang baru, yaitu aman dari COVID-19.

Kategori daerah dapat mempersiapkan New Normal, ditandai dengan aspek epidemiologi. Ini menjadi sesuatu yang penting karena kita harus mengetahui bahwa daerah tersebut sudah berhasil melakukan penurunan kasus, setidak-tidaknya lebih dari 50 persen dari kasus puncak yang pernah dicapai di daerah dalam tiga minggu berturut-turut.

"Ukuran di atas menjadi perhatian, apakah suatu daerah bisa menuju ke babak selanjutnya untuk melaksanakan konsep New Normal. Artinya, di daerah tersebut tidak kita temukan kasus konfirmasi positif. Hal ini dapat dimaknai bahwa kita harus tetap menjaga, jangan sampai terjadi penularan. Setiap kabupaten/kota terus kami pantau," ujar Yuri.

Agar aman dari COVID-19 dan bersiap New Normal, peran aktif masyarakat penting. Rajin mencuci tangan, menggunakan masker bila keluar rumah, dan menjaga jarak harus tetap dilakukan manakala New Normal sudah mulai berlaku.

"Mari kita hati-hati agar tidak tertular. Jaga jarak secara fisik dengan siapa pun, gunakan masker, rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun. Ini menjadi prasyarat yang paling penting. Menjaga jarak penting. Hindari kerumunan, atur kegiatan-kegiatan sosial kita agar tidak menimbulkan kerumunan dan tidak menimbulkan penumpukan," imbuh Yuri.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya