Liputan6.com, Jakarta Ketakutan sebagian masyarakat terhadap COVID-19 tidak diikuti dengan upaya aktif dan disiplin melakukan protokol kesehatan.
"Masyarakat takut (COVID-19), tetapi mereka leluasa untuk pergi ke sana kemari tanpa masker, berkerumun, minum kopi, ke restoran, dan lain-lain," kata Ketua Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Pratiwi Sudarmono dalam diskusi bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dikutip dari Antara.
Baca Juga
Tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan ditambah pergerakan manusia yang luar biasa, Pratiwi menyebut gelombang kedua bisa saja terjadi. Seperti kita lihat, setelah Idul Fitri, tetap ada kegiatan mudik dan balik, serta tenaga kerja Indonesia yang kembali dari luar negeri.
Advertisement
Pratiwi menjelaskan bahwa virus corona penyebab COVID-19 adalah jenis virus RNA yang dari waktu ke waktu melakukan perubahan atau mutasi dan berkembang menjadi semakin banyak.
"Ketika tidak ada pembatasan dan orang tidak takut untuk keluar rumah, dengan sendirinya kemungkinan untuk tertular menjadi tinggi," tuturnya.
Variasi Virus Corona Penyebab COVID-19
Pratiwi mengatakan memang terdapat beberapa variasi virus corona penyebab COVID tetapi tidak ada perbedaan yang bermakna. Dari beberapa variasi tersebut, bisa diketahui dari mana virus tersebut berasal.
"Sayangnya kita tidak cukup banyak melakukan sequencing terhadap virus ini. Misalnya, saya pernah terpapar dan positif, kemudian sembuh. Lalu dua minggu kemudian positif lagi. Kalau virusnya sama berarti terjadi reaktivasi. Kalau berbeda-beda berarti terjadi reinfeksi," katanya.
Advertisement