Virus Flu Babi G4 Sudah Terdeteksi pada 2016

Virus flu babi G4 memiliki semua ciri penting dari kandidat virus yang bisa menyebabkan pandemi

oleh Benedikta Desideria diperbarui 01 Jul 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2020, 19:00 WIB
Ilustrasi bayi babi mutan. (AP)
Ilustrasi virus flu babi G4 di China. (AP)

Liputan6.com, Jakarta Hasil studi hampir 10 tahun memperlihatkan bahwa ada sebuah strain baru virus flu H1N1 yang sudah menginfeksi pekerja peternakan babi di China. Para ilmuwan mengatakan perlu segera mengontrol virus ini guna mencegah terjadinya pandemi baru.

H1N1 sendiri pada 2009 menyebabkan 285 ribu orang meninggal dunia. Sehingga, kehadiran strain baru virus ini menurut peneliti juga mesti diwaspadai.

Strain baru yang disebut dengan G4 EA H1N1 ini ini sudah ada di peternakan babi di China pada 2016. Virus kemudian menginfeksi ke saluran pernapasan para pekerjanya seperti dimuat dalam studi yang diterbitkan pada Senin lalu.

Sejauh ini, virus flu babi G4 telah menginfeksi beberapa orang tanpa menyebabkan kondisi sakit. Namun, para ahli kesehatan khawatir hal tersebut dapat berubah menjadi membahayakan.

"Virus G4 memiliki semua ciri penting dari kandidat virus yang bisa menyebabkan pandemi," kata studi tersebut seperti dikutip laman NY Times, Rabu (1/7/2020).

 

Saksikan juga video berikut

Hasil Studi di 10 Provinsi di China

Ilustrasi flu babi
Ilustrasi flu babi (Sumber: Istockphoto)

Penemuan fakta penting ini termuat dalam jurnal Proceedings of The National Academy of Sciences. Peneliti melakukan studi pada peternakan babi di 10 provisi di China dari 2011-2018.

Pada tiga tahun terakhir studi tersebut, peneliti mengambil 338 sampel darah pekerja dari 15 peternakan babi di sana. Selain itu diambil juga sampel darah dari 230 orang yang tinggal di sekitar peternakan babi.

Hasilnya, 10,4 persen pekerja peternakan babi dan 4,4 persen orang yang tinggal di sekitar peternakan itu positif terinfeksi G4 EA H1N1. Data menarik, sekitar 20 persen yang terinfeksi adalah pekerja usia muda rentang 18-35 tahun.

Melihat temuan ini, peneliti mengatakan penting untuk terus mengikuti perkembangan virus ini.

"Memprediksi risiko itu bukanlah ilmu pasti, tetapi penting untuk waspada melihat perkembangan virus," kata Departemen Virologi di Britain's Animal and Plant Health Agency, Ian H. Brown, yang merupakan salah satu peneliti studi ini.

"Mungkin, dengan adanya perubahan, virus itu bisa menjadi agresif seperti SARS-CoV-2," kata Brown.

 

Virus Flu Babi G4 Terlihat Berbahaya

Direktur Penyakit Menular Anak di National Taiwan University, Li-Min Huang menyatakan bahwa virus tersebut nampak berbahaya.

"Ini studi yang sangat penting, dan virusnya terlihat cukup berbahaya," katanya.

"Dan, kita perlu khawatir tentang penyakit apapun yang berpotensi menularkan ke manusia," lanjut Huang lagi.

Dia pun menyarankan untuk mengecek kondisi pekerja peternakan babi yang terinfeksi tersebut. Lalu, melakukan pengecekan juga apakah terjadi penularan di anggota keluarga mereka.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya