Dampak Pandemi, Anak Rentan Mengalami Masalah Gizi

Dampak pandemi yang membuat menurunnya daya beli dan perekonomian juga berisiko pada kurangnya pemenuhan gizi pada anak

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 11 Jul 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2020, 18:00 WIB
Banner Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi
Banner Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi. (Liputan6.com/Triyasni)

Liputan6.com, Jakarta Isu pemenuhan nutrisi dan gizi pada kelompok rentan seperti anak-anak dirasa menjadi masalah yang harus diperhatikan, khususnya di situasi pandemi seperti saat ini.

Sebelum adanya pandemi pun, hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia tahun 2019 menunjukkan bahwa angka stunting di Indonesia masih berada di angka 27,67 persen atau bisa dikatakan, 3 dari 10 anak Indonesia mengalami stunting.

Adanya pandemi COVID-19 memunculkan potensi meningkatnya anak yang mengalami kekurangan gizi. Padahal, nutrisi memiliki pengaruh pada kondisi kesehatan anak.

"Dampak ekonomi di tingkat rumah tangga sangat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan dasar anak yaitu makanan," kata Ainia Herminiati, Peneliti Madya Bidang Kepakaran Pangan dan Gizi, Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam seminar daring pada Kamis (9/7/2020).

Dalam kesempatan tersebut, Ainia juga mengatakan bahwa masalah gizi anak menjadi salah satu risiko dampak sosio-ekonomi yang ditimbulkan pandemi COVID-19. Data dari UNICEF tahun ini menyebutkan, 24 juta balita berisiko lebih tinggi mengalami kurang gizi atau gizi buruk selama masa pandemi.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Rantai Siklus Kurang Gizi Harus Dipotong

Ratusan Orang Ikuti Kampanye Cegah Stunting
Peserta kampanye cegah stunting membawa spanduk saat berjalan di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (16/9). Peserta juga bakal memberikan penyuluhan tentang stunting ke masyarakat sekitar. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Ia menjelaskan, pandemi membuat keluarga menjadi kesulitan dalam mencukupi kebutuhan pangan di keluarga karena menurunnya daya beli masyarakat serta berkurangnya ragam konsumsi pangan di keluarga

"Apabila kekurangan gizi ini berlanjut, maka ini bisa berlanjut ketika ibu hamil yang kekurangan gizi, kemudian melahirkan anak dengan berat bayi rendah, dan anak yang dilahirkan itu stunting, siklusnya akan tetap begitu. Kita harus memotong rantai ini," kata Ainia dalam kesempatan tersebut.

Maka dari itu, menurut Ainia, diperlukan adanya upaya bersama baik dari pihak swasta serta pemerintah untuk saling berkolaborasi demi mendukung tersedianya akses produk bernutrisi bagi anak-anak di Indonesia.

Ainia juga mengatakan bahwa LIPI telah berkolaborasi dengan Danone Specialized Nutrition (Danone SN) dalam pengembangan produk suplementasi gizi berupa Aitamie dan Probarz.

Selain itu, LIPI dan Danone SN juga menggandeng Foodbank of Indonesia untuk pendistribusian bantuan nutrisi secara gratis ke sejumlah anak yang membutuhkan dan terdampak pandemi COVID-19.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya