Pasar Daring, Inovasi Trenggalek di Masa Pandemi COVID-19

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyampaikan berbagai upaya yang telah dilakukan di Trenggalek guna mencegah penyebaran COVID-19. Salah satu upayanya adalah membuat pasar daring.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 15 Jul 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2020, 14:00 WIB
Ilustrasi Pasar Tradisional
Pasar Tradisional (sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyampaikan berbagai upaya yang telah dilakukan di kabupaten tersebut guna mencegah penyebaran COVID-19. Salah satu upayanya adalah membuat pasar daring.

Pertama, ia dan pihak terkait melakukan pemetaan tempat-tempat yang berpotensi tinggi menyebarkan COVID-19. Pasar menjadi salah satunya, berbagai protokol pun diterapkan di sana.

“Kita pasang tabir pemisah, membiasakan memakai masker, bahkan kami memasang kamera CCTV untuk memastikan mereka yang tidak memakai masker akan ketahuan, mereka yang berkerumun akan kita ingatkan,” ujarnya dalam konferensi pers BNPB, Selasa (14/7/2020).

Ia berharap upaya serupa juga diterapkan di pasar-pasar lainnya. Selain itu, pasar-pasar juga didorong untuk tidak hanya melayani secara langsung tapi juga secara daring.

“Kita bekerja sama dengan salah satu bank BUMN untuk merekrut mereka masuk ke dalam salah satu platform jualan daring, pasartrenggalek.com. Di mana masyarakat bisa berbelanja tanpa harus masuk ke pasar.”

Hal ini dlakukan dalam rangka memastikan ekonomi tetap produktif tetapi protokoler kesehatan dan risiko penyebaran penyakit bisa dihindari, pungkasnya.

Simak Video Berikut Ini:

Upaya Lainnya

Arifin baru saja menerima 4 penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam lomba inovasi tatanan baru produktif dan aman dari COVID-19 pada Senin.

Selain inovasi di pasar, ia juga diberi kesempatan untuk menceritakan upaya-upaya lain terkait penanganan COVID-19 yang telah dilakukan.

Misalnya pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), untuk memastikan tidak terjadi arus mudik, Pemerintah Trenggalek memberikan insentif Rp600 ribu per bulan untuk para perantau yang tidak pulang.

“Ini berhasil menekan angka kasus positif di Trenggalek. Kami ingat betul begitu hari raya kami baru mencatatkan 7 positif dan itu yang paling rendah di Jawa Timur.”

Ia menambahkan, pasien positif di Trenggalek tidak ada yang dirawat di rumah sakit. Semua pasien dirawat di asrama COVID-19 yang sengaja disediakan.

Upaya-upaya ini ternyata membuahkan hasil yang baik dan dapat dicontoh oleh daerah lain.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya