Tim Pakar Gugus Tugas: Kasus COVID-19 Jawa Barat Secara Zonasi Bertambah Baik

Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Dr. Dewi Nur Aisyah menjelaskan tentang penambahan kasus COVID-19 Jawa Barat. Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu dipelajari.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 16 Jul 2020, 07:00 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2020, 07:00 WIB
Dr. Dewi Nur Aisyah
Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Dr. Dewi Nur Aisyah. Foto: Tangkapan layar Youtube BNPB.

Liputan6.com, Jakarta Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Dr. Dewi Nur Aisyah menjelaskan tentang penambahan kasus COVID-19 Jawa Barat. Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu dipelajari.

“Untuk Jawa Barat secara zonasi sebetulnya bertambah baik karena daerah rendahnya semakin banyak Cuma kan ada satu kejadian yang tidak terduga di beberapa tempat,” ujar Dewi dalam konferensi pers BNPB Rabu (15/7/2020).

Menurutnya, penambahan kasus signifikan tidak terjadi di semua kabupaten/kota di Jawa Barat melainkan hanya di titik tertentu. Seperti di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) Bandung yang membuat angka akumulasi kasus di Jawa Barat melonjak.

Berdasarkan data 12 Juli, jumlah kasus COVID-19 tertinggi di Jawa Barat ada di Kota Depok yaitu 845 kasus, diikuti Kota Bekasi 586 kasus, dan Kota Bandung 428 kasus.

Sedang jumlah kasus terendah ada di Kabupaten Tasikmalaya dengan 5 kasus, Majalengka 7 kasus, dan Kota Banjar 8 kasus.

Simak Video Berikut Ini:


Laju Insidensi dan Tingkat Kematian

Berdasarkan laju insidensi tertinggi yang menempati peringkat pertama tetap Kota Depok dengan 45.49 kasus per 100 ribu penduduk. Kedua Kota Cimahi dengan 25.10 kasus per 100 ribu penduduk, dan ketiga Kota Bekasi dengan 24.05 kasus per 100 ribu penduduk.

Sedangkan laju insidensi terendah berada di Kabupaten Tasikmalaya dengan 0.28 kasus per 100 ribu penduduk, Kabupaten Majalengka 0.54 kasus per 100 ribu penduduk, dan Kabupaten Cianjur dengan 0.82 kasus per 100 ribu penduduk.

“Ini kan ada beberapa kabupaten/kota dan kita harus melihat masing-masing pasti punya angka yang berbeda. Ada titik-titik yang penambahan kasus tingginya adalah di sana.”

Maka dari itu, data kasus tertinggi dan laju insidensi akan berbeda tidak selalu di kota atau kabupaten yang sama. Begitu pula angka kematian tertinggi.

Dilihat dari data tingkat kematian per 100 ribu penduduk, yang mengalami angka kematian tertinggi adalah Kota Depok dengan 1.78 kasus per 100 ribu penduduk. Kedua adalah Kota Bandung 1.77 kasus per 100 ribu penduduk, dan ketiga Kota Bogor 1.43 per 100 ribu penduduk.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya